Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana aksi 20 ribu guru honorer hari ini, Rabu (10/2), tidak mendapat dukungan dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Presidium FSGI Raden Jaka Sukardana mengaku khawatir bahwa aksi ribuan guru honorer tersebut ditunggangi kepentingan politik.
Menurut Jaka, aksi tersebut kemungkinan mendapat dukungan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). “Kemungkinan ini sekadar permainan politik. Kami tidak tahu persis tetapi mensejahterakan guru bukan hanya dengan jalan menjadikan guru honorer sebagai pegawai negeri sipil,” kata Jaka kepada CNN Indonesia.
Pernyataan Jaka bukan tanpa alasan. Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistyo memang tercatat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Jawa Tengah. Pria kelahiran Banjarnegara, 12 Februari 1962 itu bahkan tercatat juga menjadi Anggota DPD pada periode sebelumnya 2009-2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jaka, FSGI telah menyampaikan tiga pandangan terkait persoalan kesejahteraan guru honorer yaitu meminta kepala daerah untuk duduk bersama dengan para guru agar bisa menyetarakan gaji guru honorer setara upah minimum provinsi (UMP) masing-masing daerah.
“Ketika ada formasi penerimaan PNS, pemerintah bisa mengambil jalan tengah dengan melakukan penilaian dan jika memenuhi persyaratan bisa diprioritaskan untuk diangkat,” ujar Jaka.
Terkait guru honorer kategori dua (K2) yang dijanjikan untuk diangkat, lanjut Jaka, FSGI tidak dalam posisi mendorong keinginan tersebut karena FSGI telah menjalin komunikasi dengan para guru honorer. FSGI menilai pengangkatan ratusan ribu guru honorer tidak bisa begitu saja dilakukan dengan alasan keterbatasan APBN.
“Jadi kami tidak ikut dalam aksi guru honorer hari ini. Tetapi hal itu juga bukan berarti kami tidak mengkritik pemerintah, kami juga tahu posisi pemerintah,” tuturnya.
Sebanyak 20 ribu guru honorer dari berbagai daerah akan menggelar aksi di depan Istana Negara, setelah bergerak bersama dari Patung Kuda di depan Gedung Indosat. Peserta aksi datang dari berbagai wilayah di antaranya Sampang, Boyolali, Brebes, dan Blora.
(rdk)