Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengatakan saat ini pihaknya masih terus mengejar kelompok teroris Santoso yang bercokol di wilayah Poso, Sulawesi Tengah.
Pengejaran terhadap kelompok Santoso, yang juga dikenal dengan nama Abu Wardah, dilakukan melalui Operasi Tinombala.
"(Meskipun Operasi Camar Maleo telah selesai) Operasi tetap lanjut dengan Operasi Tinombala,"kata Badrodin saat ditemui usai pertemuan di Istana Merdeka, Rabu (10/2), Jakarta Pusat.
Badrodin menjelaskan Operasi Tinombala merupakan sebuah operasi gabungan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Namun, operasi ini, ujarnya, dipimpin langsung oleh Kapolda Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh, Badrodin mnyatakan pihaknya saat ini masih menyelidiki identitas dari dua anggota teroris yang tertembak saat terjadinya baku hantam pada pukul 10.00 WITA, Selasa (9/2) kemarin.
"Nanti akan kami selidiki apakah anggota (Santoso) lama atau baru. Belum teridentifikasi mereka, kan, tidak punya identitas,"kata Badrodin.
Badrodin juga menjelaskan dalam baku tembak pada Selasa kemarin, terdapat seorang anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah yang tewas tertembak. Anggota tersebut adalah Brigadir WS.
Sebelumnya, tiga anggota kelompok bersenjata di Poso yang terlibat baku tembak dengan polisi, Selasa pagi berhasil lolos. Sementara, dua orang lainnya tewas ditembak polisi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto mengatakan kejadian bermula saat personel Polri dan TNI menggelar operasi gabungan dengan merazia kendaraan yang melintas di jalan raya Kecamatan Napu, Kabupaten Poso.
Saat pemeriksaan, salah seorang penumpang membawa senjata api jenis revolver. Penumpang tersebut lantas mengeluarkan tembakan. Salah seorang anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah Brigadir Wahyudi Saputra tertembak dan tewas di tempat.
(gil)