Kopilot Super Tucano Gunakan Kursi Pelontar, Diduga Selamat

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Rabu, 10 Feb 2016 17:09 WIB
Syaiful sampai saat ini belum ditemukan. Kursinya kosong saat bangkai pesawat dievakuasi. Parasut tanpa awak terlihat di satu daerah, diduga milik Syaiful.
Lokasi jatuhnya pesawat Super Tucano di Malang. Kopilot sampai saat ini belum ditemukan. (CNN Indonesia/Fajrian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Syaiful, kopilot pesawat Super Tucano TNI Angkatan Udara yang jatuh di Malang, Jawa Timur, sampai saat ini belum ditemukan. Meski demikian, Syaiful diduga selamat.

Indikasi Syaiful selamat, menurut Kepala Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Mayor Sus Hamdi Londong Allo SS, terlihat dari kursi Syaiful yang kosong saat bangkai pesawat dievakuasi.

Artinya, kata Londong, Syaiful kemungkinan besar sempat menggunakan kursi lontarnya untuk keluar dari pesawat yang menukik jatuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, parasut tanpa awak juga sebelumnya ditemukan di Jalan Ikan Tombro, Lowokwaru, Kota Malang.

Sampai saat ini Syaiful belum ditemukan dan Tim Gabungan masih mencarinya.
Komandan Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Marsekal Pertama Djoko Senoputra, mengatakan Tim SAR hingga kini memang terus mencari satu penumpang Super Tucano yang masih hilang.

“Satu orang berhasil eject, belum ditemukan,” kata Djoko kepada CNNIndonesia.com. Eject yang ia maksud ialah keluar dari pesawat dengan kursi pelontar.

Menurut Djoko, hanya ada dua orang yang berada dalam pesawat Super Tucano itu, yakni pilot Mayor Penerbang Ivy Safatillah dan kopilot atau teknisi mesin Syaiful.

Sementara keberadaan Syaiful masih dicari, nyawa pilot tak berhasil diselamatkan. Mayor Penerbang Ivy Safatillah meninggal dunia di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.
Total ada tiga korban tewas. Dua orang lainnya merupakan warga sipil. Keduanya sedang berada di dalam rumah ketika Super Tucano nahas menimpa rumah mereka.

Londong mengatakan, Super Tucano jatuh ketika sedang terbang usai menjalami perawatan. “Pesawat tersebut sedang uji terbang karena baru selesai diperbaiki,” ujarnya.

Super Tucano ditemukan menimpa rumah warga pada pukul 10.07 WIB setelah hilang kontak 10 menit sebelumnya, pukul 09.57 WIB. Pesawat jatuh di permukiman padat penduduk tak jauh dari Lanud Abdul Rachman Saleh.  

Pesawat itu memiliki 300 jam terbang dan menurut Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam kondisi layak serta tergolong baru.
Indonesia total memesan 16 unit Super Tucano dari Embraer Defense System, Brasil, untuk menggantikan OV-10 Bronco yang kini tak lagi digunakan. Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang menggunakan Super Tucano.

Super Tucano sudah lama beroperasi di negara-negara Amerika Latin. Pesawat ini dikenal unggul soal daya jelajah, dan mampu terbang dari Malang ke Balikpapan di Kalimantan Timur dengan membawa alat tempur lengkap.

Dari 16 Super Tucano yang pertama kali dipesan Indonesia pada 2011, sebanyak 12 unit telah tiba dan dioperasikan di Indonesia, dan delapan di antaranya ditempatkan di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang.
(antara/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER