Jaksa Agung Sebut Riza Chalid Akan Tetap Diperiksa

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Jumat, 12 Feb 2016 14:38 WIB
Prasetyo mengatakan tak tahu apakah Riza Chalid tak pernah datang memenuhi undangan Kejaksaan Agung karena sengaja menghindar atau kabur.
Jaksa Agung Prasetyo mengatakan tak tahu apakah Riza Chalid tak pernah datang memenuhi undangan pemeriksaan karena sengaja menghindar atau kabur. (CNN Indonesia/Aghnia Adzkia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyelidik Kejaksaan Agung akan tetap berupaya memeriksa pengusaha minyak Riza Chalid dalam dugaan perkara pemufakatan jahat terkait perpanjangan kontrak karya PT. Freeport Indonesia.

Jaksa Agung Muhammad Prasetyo menyatakan pemanggilan terhadap Riza akan tetap dilakukan walau hingga saat ini lembaga Adhyaksa kerap gagal memeriksa pengusaha tersebut.

Namun sebelum penyelidik kembali memeriksa Riza, evaluasi akan dilakukan lebih dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akan tetap kami panggil. Kami tidak pernah ada kata menyerah. Keterangannya masih dibutuhkan. Dia kan ada di sana (dalam pertemuan dengan Setya Novanto dan Maroef Sjamsoeddin yang membicarakan Freeport Indonesia),” kata Prasetyo di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (12/2).

“Persoalannya, dia (Riza) tidak kunjung datang. Saya tidak tahu apakah dia lari, menghindar, atau ada keperluan lain. Sebagai warga negara yang baik mestinya dia memenuhi panggilan," ujar Prasetyo.
Dalam penyelidikan kasus dugaan pemufakatan jahat tersebut, Kejagung sudah memeriksa eks Ketua DPR Setya Novanto, Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Menteri ESDM Sudirman Said, Deputi I Kantor Staf Presiden Darmawan Prasojo, Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti Swasanani, dan sekretaris pribadi Setya Novanto yang bernama Medina.

Mengenai bantahan Setya mencatut nama Presiden saat bicara tentang Freeport Indonesia, Prasetyo mengatakan itu hak pribadi Setya. Namun, ujar Prasetyo, rekaman pembicaraan Setya dengan Maroef dan Riza sudah tersebar luas ke publik sejak beberapa bulan silam.

"Semua orang sudah tahu dan bisa dengar. Semua orang berhak (membantah),” kata Prasetyo.

Pemufakatan jahat diduga dilakukan saat Setya bertemu Riza Chalid dan Maroef di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, 8 Juni 2015. Pada pertemuan tersebut, Setya diduga mencatut nama Jokowi dan Jusuf Kalla untuk meminta saham Freeport Indonesia agar perpanjangan kontrak perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu berjalan mulus.
[Gambas:Video CNN] (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER