Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal menyatakan, sopir dan kernet bus Metromini 640 mengaku tidak ada tindak pidana yang menyebabkan Bagus Budiwibowo (42), karyawan Telkom meninggal dunia, Kamis lalu (11/2).
"Bahwa ada pengakuan dari sopir dan kernet tidak terjadi tindakan pidana yang mengakibatkan korban B meninggal dunia," ujar Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (15/2).
Namun Iqbal mengklaim, pernyataan tersebut merupakan pengakuan sementara. Oleh karena itu, untuk memastikan penyebab kematian Bagus, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mambantu Kepolisian Resor Jakarta Pusat menyelidiki hal tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai hari ini kami sedang bekerja terhadap fakta-fakta yang kami dapat. Kerjasama Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan Polres Jakarta Pusat untuk kepentingan pembuktian," ujarnya.
Iqbal mengaku, Kepolisian berjanji akan terbuka menyampaikan kepada publik atas penyebab kematian Bagus. Hal tersebut untuk menghindari opini dan persepsi yang terjadi saat ini.
"Kami akan simpulkan nanti apabila semua alat bukti dan keterangan-keterangan saksi kita dapat. Nanti kami sampaikan ke publik, apakah itu benar terjadi tindak pidana atau kecelakaan," ujar Iqbal.
Sementara itu, Iqbal mengatakan saat ini sopir dan kernet serta bus Metromini 640 masih diamankan di Polres Jakarta Pusat untuk kepentingan penyelidikan. "Sopir dan kernet masih diamankan di Polres Jakarta Pusat. Busnya pun di sana," ujar Iqbal.
Atasi Kejahatan di Kendaraan UmumMeski penyebab kematian Bagus belum disimpulkan, Iqbal menyampaikan Kepolisian akan melakukan operasi untuk menekan kajahatan yang kerap terjadi di dalam kendaraan umum.
"Momentum ini Polda Metro Jaya akan segera melakukan operasi Kepolisian terhadap ganguan keamanan dan tindak kejahatan di dalam angkutan umum," ujar Iqbal.
Iqbal mengklaim, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian juga telah mengimbau jajarannya untuk turun langsung mengatasi hal tersebut. Pasalnya, kejahatan di dalam kendaraan umum sangat meresahkan banyak pihak.
"Seluruh Reserse, seluruh potennsi-potensi Kepolisian, baik berseragam atau tidak dimobilisasi untuk melakukan upaya paksa menangkap pelaku-pelaku yang beraksi di angkutan umum," ujarnya.
Iqbal berkata, Kepolisian akan bekerja secara maksimal untuk memberikan dan menjamin rasa aman bagi warga pengguna kendaaran umum di Jakarta. Salah satu hal yang akan dilakukan adalah memberikan tindakan tegas kepada para pelaku agar menimbulkan efek jera.
Iqbal tidak bisa menyebutkan kawasan mana yang menjadi titik rawan tindak kejahatan. Menurut Iqbal, kejahatan terjadi karena adanya potensi yang ditimbulkan oleh korbannya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk cerdas dan mempertimbangkan segala risiko yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri sebelum berpergian.
"Saya mengusung teori potensi terjadinya gangguan pidana. Ada potensial korban itu harus menjadi identifikasi seluruh masyarakat. Jadi jika ada wanita malam-malam membawa tas itu menjadi daerah rawan. Tidak adanya niat pun pelaku akan tergerak untuk melakukan tindak pidana jika ada potensi korban, waktu dan kesempatan yang aman," ujar Iqbal.
Bagus tewas setelah jatuh dari Metro Mini 640 pada Kamis (11/2) di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Korban dibawa oleh sopir Metro Mini ke rumah sakit dan akhirnya mendapat pertolongan di RSCM. Namun hari Sabtu (13/2), Bagus menghembuskan nafas terakhir karena pendarahan di otak akibat terjatuh tepat di kepala.
"Tadi jenazah sampai jam 09.00 WIB dari Jakarta. Langsung kami lakukan prosesi pemakaman jam 10.00 WIB," ujar sang adik Gagah.
Sementara itu sopir Metro Mini yang ditumpangi korban yaitu Mohammad Sasih sudah diperiksa di Polres Jakarta Pusat. Saat dimintai keterangan Sasih mengaku tidak terlalu tahu kronologi perampokan karena hanya melihat melalui kaca spion.
(rdk)