Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya tidak bisa begitu saja menghentikan aliran dana terorisme yang datang dari luar negeri.
Senin malam (15/2), Badrodin menjelaskan Polri kesulitan untuk mendeteksi apakah aliran dana yang masuk dari negara-negara Timur Tengah adalah dana untuk teroris.
Belum lagi, negara yang jadi sumber dana, seperti Suriah, saat ini sedang dalam keadaan konflik, bahkan perang saudara. Selain itu, identitas penerima dan pengirim juga sulit untuk diketahui apakah dari pelaku teror atau bukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya tidak bisa (mencegah aliran dana masuk ke Indonesia). Bagaimana Western Union dihalangi menyampaikan ini. Kita juga tidak tahu dana dari teroris atau bukan," kata Badrodin.
Sebelumnya, dalam rapat gabungan di Dewan Perwakilan Rakyat, Badrodin mengatakan ada tiga kelompok terkait serangan Thamrin, Jakarta, yang didanai langsung dari Timur Tengah.
Badrodin mengatakan, ketiga kelompok tersebut, masing-masing mendapat aliran dana sebesar Rp1,3 miliar yang didapat dari Yordania, Irak dan Suriah. Aliran dana itu menurutya terus mengalir hingga kelompok tersebut siap melaksanakan aksinya.
"Mereka dapat aliran dan dari mana-mana. Ada yang masuk ke Filipina untuk beli senjata, lalu masuk ke jaringan Poso dan ada yang diambil secara tunai," ujar Badrodin.
Sementara untuk pelaku yang tewas dalam serangan tersebut, ada aliran dana ke rekeningnya sebesar Rp900 ribu.
Serangan yang terjadi pada Januari lalu memakan empat korban jiwa dan menewaskan empat pelaku. Sementara puluhan lainnya luka-luka dan mesti dirawat di rumah sakit.
(pit)