Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jendral Badrodin Haiti mengungkapkan terdapat tiga kelompok teroris yang sempat berencana melakukan serangan di Jakarta pasca bom Thamrin Januari lalu.
Ketiga kelompok itu adalah kelompok dengan pimpinan Hendri, kelompok Sumedang pimpinan Helmi dan kelompok Indramayu. Badrodin menjelaskan mereka merupakan jaringan dari 33 orang terduga teroris yang ditangkap kepolisian pasca bom Thamrin.
"Pasca bom Sarinah terdapat 17 orang terkait di Jalan Thamrin, kemudian yang tidak terkait langsung ada 16 orang, termasuk enam napi teror di Nusakambangan dan Tangerang. Dari hasil itu, ada tiga kelompok yang berencana melakukan teror," kata Badrodin dalam rapat gabungan pemerintah-DPR, di ruang rapat Badan Anggaran, Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (15/2).
Badrodin mengatakan, ketiga kelompok tersebut, masing-masing mendapat aliran dana sebesar Rp1,3 miliar yang didapat dari Yordania, Irak dan Suriah. Aliran dana itu menurutya terus mengalir hingga kelompok tersebut siap melaksanakan aksinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka dapat aliran dan dari mana-mana. Ada yang masuk ke Filipina untuk beli senjata, lalu masuk ke jaringan Poso dan ada yang diambil secara tunai," ujar Badrodin.
Dari jaringan yang ditangkap polisi, diketahui kelompok Hendri memiliki sembilan pucuk senjata api tanpa peluru yang dicuri dari lembaga pemasyarakatan (Lapas) Tangerang. Kelompok Helmi yang ditangkap di Sumedang, sempat berencana melakukan bom bunuh diri menggunakan mobil di depan Polda Metro Jaya.
Sementara, kelompok Indramayu, kata Badrodin, memiliki rencana aksi menyerang anggota polisi yang berada di jalan. Selain ketiga kelompok itu, Badrodin mengatakan juga pihaknya telah menangkap kelompok Abu Musyak di Bekasi yang akan berencana melakukan aksi di malam tahun baru.
Jenderal bintang empat itu mengatakan ancaman terorisme ini masih akan terjadi, karena banyak kelompok yang masih berhubungan dengan Bahrun Naim. Kelompok itu diantaranya juga memiliki jaringan yang bahkan masih berada di dalam Lapas Tangerang dan Nusa Kambangan.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat itu juga mengatakan, telah ada pengembangan penangkapan dalam penegakan hukum terhadap tersangka teroris.
"Penegakan hukum, 33 orang tersangka jaringan terorisme, satu orang ketangkap di Bima namanya Fajar," kata Luhut.
Luhut menjelaskan Fajar merupakan salah satu terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Bima, Nusa Tenggara Barat pagi tadi.
Sebelumnya, Badrodin mengatakan, institusinya menemukan aliran dana sebesar Rp900 ribu yang mengalir ke rekening terduga pelaku aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta.
"Aliran dana ke mereka (teroris Thamrin yang tewas) hanya Rp900 ribu," ucap Badrodin di Jakarta, pekan lalu.
(sur)