Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Sektor Kelapa Gading Komisaris Ari Cahya Nugraha mengklaim sudah mengantungi cukup barang bukti dalam perkara dugaan pencabulan yang dilakukan pedangdut kondang, Saipul Jamil. Banyak barang bukti, kata Ari, didapat polisi usai melakukan penggeledahan rumah Saipul semalam.
"Ada beberapa barang bukti yang sudah kami ambil dan cukup penting untuk pengembangan kasus di rumah pelaku," kata Ari, kemarin.
Walau begitu, Ari enggan mengungkap barang bukti apa saja yang sudah dimiliki aparat kepolisian sejauh ini. Menurutnya hal tersebut belum bisa dipublikasikan karena saat ini penyelidikan perkara pencabulan Saipul masih dilakukan penyidik Polsek Kelapa Gading.
Saat ini Saipul diketahui tengah berada di BNN untuk melakukan tes urine. Setelah itu, ia akan kembali ke Mapolsek Kelapa Gading untuk diperiksa kembali kesehatannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasca pemeriksaan kesehatan nanti, Saipul akan kembali dimasukkan ke dalam ruang tahanan yang berada di Mapolsek Kelapa Gading.
Saipul dilaporkan oleh korban pencabulannya, DS (17), kemarin pagi ke Polsek Kelapa Gading. Korban sebelumnya menginap di rumah Saipul dan mengalami pencabulan saat sedang tidur. DS dan Saipul dikabarkan bertemu sejak dua pekan lalu. Mereka sudah tiga kali bertemu hingga perkara pencabulan terjadi.
Saipul mengajak DS menginap di rumahnya usai acara pencarian bakat menyanyi dangdut. Saat itulah Saipul minta dipijat oleh DS sebelum akhirnya menjalankan aksi cabulnya.
Atas laporan DS tersebut, polisi menjemput Saipul. Sang artis disangka melakukan tindak pidana sebagaimana yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
"Pasal yang disangkakan, Saudara SJ (Saipul Jamil) melanggar Pasal 76 huruf e ketentuan pidana Pasal 82 ayat 1 dengan ancaman lima sampai 15 tahun penjara dan denda Rp5 miliar," ujar Ari.
Keseharian KorbanPelapor sekaligus korban dugaan pencabulan yang melibatkan Saipul Jamil, diketahui tinggal di bilangan Semper, Jakarta Utara. Berdasarkan keterangan pemuka wilayah di sekitar tempat tinggalnya, lelaki berinisial DS itu dikenal sebagai anak yang mudah bersosialisasi dengan warga tempat tinggalnya.
"Dia (DS) tinggal bersama ibunya di sebuah kost. Ibunya sebagai asisten rumah tangga di RT yang saya pimpin juga. Sehari-harinya DS ya normal saja, nggak pernah ada unsur penyimpangan seks lah pokoknya," ujar Sudarmawan, Ketua RT tempat sang korban tinggal.
(sip)