Jakarta, CNN Indonesia -- Kesal karena pemukimannya akan digusur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, warga Kalijodo menyebut Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sebagai tokoh yang tak terhormat. Sosok Gubernur menurut mereka seharusnya sosok yang sopan dan mengayomi warganya.
Warga Kalijodo melampiaskan kekesalannya itu saat menemui pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Jumat (19/2). Mereka berniat meminta bantuan DPRD agar bisa dipertemukan dengan Ahok untuk berdialog seputar rencana penggusuran.
"Kami ingin menyampaikan sesuatu pada Pak Ahok (sapaan Basuki) yang tidak terhormat," kata salah seorang warga Kalijodo bernama Lusi.
Lusi merasa selama ini warga Kalijodo merasa diperlakukan seperti anggota organisasi terlarang yang ditindas negara. Ia mengaku sampai sakit karena adanya rencana penggusuran itu dan tak bisa beraktivitas seperti biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya orang tua saja yang terkena imbas dari rencana penertiban, Lusi mengungkapkan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah masuk sekolah dengan alasan takut rumahnya digusur.
"Anak kecil mau pulang ke rumah juga takut, mereka tak mau sekolah karena takut rumahnya dibongkar," ujarnya.
Lusi lantas mengkritisi omongan-omongan Ahok yang dirasa tak pantas keluar dari mulut seorang kepala daerah. Menurut Lusi, seharusnya seorang gubernur bisa bersikap lebih sopan dan lebih memikirkan nasib masyarakatnya.
"Dia (Ahok) tak ada pendekatan, yang ada dia terus meminta pindah dan mau tidak mau harus pindah," kata dia.
Jika nanti penggusuran jadi dilaksanakan, Lusi mengaku bingung akan tinggal di mana. "Keluarga saya tinggal di sana semua, saya bingung jika digusur harus tinggal di mana," ujar Lusi.Karena itu ia berharap Ahok mengurungkan niatnya menggusur kawasan Kalijodo.
Sebelumnya Ahok mengaku sudah menyiapkan beberapa rusun untuk dijadikan penampungan bagi warga Kalijodo yang terkena dampak penertiban. Menurut Basuki, setidaknya ada 400 unit yang disiapkan untuk menampung mereka semua.
"Semua rusun sudah disiapkan, ada 400 lebih," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta kemarin.
Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi, sebelumnya menyebutkan tiga rusun yang bisa dipakai nantinya adalah Rusun Daan Mogot, Rusun Marunda dan Rusun Cakung.
Hanya saja, warga Kalijodo yang bisa mendaftar untuk masuk ke rusun hanya warga yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) DKI Jakarta.
Hingga kemarin Ahok mengatakan bahwa baru ada kurang lebih 25 kepala keluarga yang mendaftar untuk masuk rusun. Angka tersebut hanya bertambah lima dari jumlah pendaftar dua hari lalu.
(sur)