Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan memprioritaskan penggunaan dana desa tahun ini untuk membuat sarana dan prasarana penyediaan air bersih.
Prioritas tersebut dipilih karena sampai saat ini tercatat ada 15 ribu lebih desa di Indonesia yang mengalami kerawanan air bersih.
"Pembangunan infrastruktur tidak hanya terpusat pada konvensional seperti jalan, tetapi pada hal yang mendukung pengembangan desa. Penyediaan air bersih menjadi penting karena 15 ribu lebih desa rawan air dan 1.230 desa termasuk kategori kering," ujar Menteri Desa Marwan Jafar di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (22/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membangun fasilitas air bersih, Kementerian Desa juga akan mendorong penggunaan dana desa untuk pengadaan listrik dengan energi terbarukan. Pasalnya, sampai saat ini masih ada 12,3 persen, dari 74.093 desa, yang kawasannya belum dialiri listrik.
Dalam kesempatan yang sama, Marwan juga mengungkap penggunaan dana desa yang sudah tercapai pada 2015 lalu. Menurut data kementeriannya, 89 persen dana tahun lalu sudah digunakan untuk pembangunan infrastruktur di ribuan desa yang mendapat uang dari Pemerintah Pusat.
"Dana tahun lalu banyak digunakan untuk pembangunan, 6 persen untuk belanja pemerintahan desa, 2 persen untuk pembinaan masyarakat, dan 3 persen untuk belanja pemberdayaan masyarakat," katanya.
Berdasarkan data yang diperoleh, penyaluran dana desa oleh Kementerian Desa tahun lalu berjumlah Rp19,4 triliun dari total dana keseluruhan yang mencapai Rp20,7 triliun.
Untuk membantu penggunaan dana di desa-desa tujuan, telah direkrut 12.441 pendamping pelaksanaan dana desa tahun lalu. Para pendamping dana desa tersebut merupakan alumni fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan.
Sementara itu, ada 22.437 pendamping dana desa yang merupakan rekrutan baru dari Kementerian Desa. Totalnya, jumlah pendamping dana desa tahun lalu mencapai 34.878 orang.
(bag)