Jakarta, CNN Indonesia -- Fahmi Idris kembali terpilih untuk yang kedua kalinya sebagai Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Ditemui usai pelantikan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, pada Selasa (23/2) ini, Fahmi mengungkapkan tiga target utama BPJS Kesehatan ke depannya.
"Masa transisi (dari Jamsostek ke BPJS Kesehatan) telah selesai. Tim baru yang hari ini terpilih, normatifnya harus ketemu dan saling berbincang soal visi misi. Namun, sedikitnya ada tiga fokus utama BPJS Kesehatan ke depannya," kata Fahmi.
Fahmi mengatakan BPJS Kesehatan akan melakukan pemantapan pelayanan. Dalam hal ini, ujarnya, pelayanan kepada peserta BPJS Kesehatan akan semakin ditingkatkan agar tingkat kepuasan peserta meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tingkat kepuasan peserta per hari ini mencapai 79 persen. Untuk ke depan kami targetkan di atas 80 persen," ujar Fahmi menjelaskan.
Selain berupaya untuk meningkatkan pelayanan, Fahmi mengatakan BPJS Kesehatan juga akan terfokus untuk mencapai
financial sustainability atau ketahanan finansial.
Fahmi menjelaskan selama ini memang masih adanya jumlah yang tidak seimbang antara pendapatan yang masuk dengan penetapan iuran.
Fahmi mencontohkan misalnya, pada 2012, berdasarkan hitungan dari Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), iuran peserta yang sesuai untuk pendapatan terhitung Rp 27.500 per kepala per keluarga. Namun, iuran saat itu ditetapkan Rp 19.500 per kepala per keluarga.
Atas persoalan tersebut, ujarnya, pemerintah memutuskan untuk menutup kerugian dengan memberikan suntikan dana tambahan kepada BPJS Kesehatan.
"Hal itu sesuai dengan regulasi kalau terjadi
missmatch antara pendapatan dan iuran maka ada beberapa cara penyelesaian yang bisa dipilih pemerintah, termasuk suntikan dana tambahan," ujarnya.
Kebijakan memberikan suntikan dana tambahan kepada BPJS Kesehatan, ujar Fahmi, dipilih karena solusi lain seperti meningkatkan iuran ataupun mengurangi manfaat bisa mengakibatkan dampak sosial yang besar.
"Akibat dari pengurangan manfaat misalnya, dampak sosial akan terlalu besar dan penyakit tidak ditanggung,"ujarnya.
Selain menjaga keberlangsungan dana, Fahmi menjelaskan BPJS Kesehatan juga akan mengoptimalisasi semangat revolusi mental ke seluruh jajaran direksi dan pekerja BPJS Kesehatan.
"Intinya meningkatkan semangat revolusi mental sebagai integritas dan landasan atas budaya gotong royong,"ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo resmi melantik Dewan Pengawas dan Direksi Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Kesehatan, pada Selasa (23/2) di Istana Negara.
Agus Susanto dilantik menjadi Direktur Utama BPJS Ketenegakerjaan. Sementara Fachmi Idris dilantik jadi Direktur Utama BPJS Kesehatan.
Pelantikan dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, dan Wakil Gubernur DKI Djarot Syaifullah.
(bag)