Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya mengaku telah mendapatkan informasi tentang adanya masjid di sekitaran Jakarta Pusat yang menggelar acara berbau kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS.
Namun Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian enggan memberikan informasi apakah anak buahnya sudah melakukan pengecekan ke masjid-masjid tersebut atau belum.
"Kami sudah mendapatkan informasinya memang, tapi akan kami evaluasi dulu," kata Tito saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito enggan memberitahu evaluasi seperti apa yang akan dilakukan oleh jajaran Polda Metro Jaya. Dia hanya menegaskan bahwa pergerakan akan dilakukan jika evaluasi selesai dilaksanakan.
"Pokoknya kami akan tunggu evaluasi," kata dia.
Sebelumnya Media Australia, ABC, mengklaim menyaksikan pertemuan rahasia simpatisan ISIS di sebuah masjid di Jakarta Pusat yang diyakini merupakan wadah perekrutan militan di ibu kota.
Awak media ABC mengklaim pertemuan rahasia itu terjadi di masjid As-Syuhada yang terletak di sebuah jalan yang tidak cukup besar untuk dimasuki mobil.
Juru kamera ABC yang merupakan seorang warga negara Indonesia, memperoleh akses ke pertemuan itu. Meskipun terdapat upaya untuk menghentikannya merekam pertemuan itu, wartawan ABC itu berhasil mendapatkan rekaman yang cukup jelas.
"Mereka menyatakan bahwa wilayah itu merupakan wilayah Negara Islam [ISIS] di mana hukum Allah ditegakkan sepenuhnya, dan di mana tidak ada intimidasi dari negara-negara asing," ujar ulama garis keras bernama Syamsudin Uba dalam pertemuan itu, dikutip dari ABC, Senin (22/2).
"Dan berdasarkan pengorbanan darah dan kekayaan mereka, mereka mendeklarasikan Negara Islam," ujar Syamsudin dalam khotbahnya.
ABC menyebut bahwa Syamsudin sebelumnya sempat ditahan karena menyebarkan ajaran ISIS, tetapi Indonesia tak punya payung hukum untuk menghentikan perekrutan ISIS.
(bag)