Ketapang, CNN Indonesia -- Bencana asap dari kebakaran hutan dan lahan masih terus mengancam. Presiden Joko Widodo di awal 2016 ini telah mengingatkan kepada semua pihak agar bencana tersebut tak terulang lagi seperti tahun lalu. Guna menghadapi ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan untuk pertama kalinya dibuat program Desa Siaga Api.
Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan melalui Desa Siaga Api dilakukan oleh PT SMART Tbk, anak perusahaan Golden-Agri Resources (GAR) yang dirilis di wilayah Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Kamis lalu (3/3).
Dalam acara yang dihadiri antara lain oleh Gubernur Kalbar Cornelis dan Bupati Ketapang Martin Rantan, program tersebut memberdayakan masyarakat lokal untuk pencegahan kebakaran dengan dukungan penuh pemerintah daerah dan instansi berwenang lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tahap pertama, program Desa Siaga Api ini dilaksanakan di delapan desa binaan di Kecamatan Nanga Tayap. Adapun sembilan desa lainnya akan menyusul di wilayah Provinsi Jambi pada April mendatang.
 Gubernur Kalimantan Barat Cornelis (tengah, bertopi) didampingi CEO Perkebunan SMART wilayah Kalbar Susanto Yang (berbaju batik), memberikan paket berbagai peralatan pemadam kebakaran hutan dan lahan di Ketapang, Kalbar, Kamis (3/3). (CNN Indonesia/ Basuki Rahmat N) |
CEO Perkebunan SMART wilayah Kalbar, Susanto Yang, menekankan pentingnya dibuat program Desa Siaga Api karena dampak dari kebakaran hutan dan lahan sangat berbahaya bagi manusia, terutama bagi perempuan, anak-anak, dan kelompok manula.
“Keterlibatan masyarakat desa sangat penting karena dapat mencegah, mendeteksi dini, dan mengambil tindakan penanganan kebakaran secara cepat,” ujar Susanto.
Susanto menyatakan program yang direncanakan akan berlangsung selama tiga tahun ini didukung dengan kegiatan sosialisasi yang terencana pada masyarakat.
Program ini juga akan dievaluasi setiap tahun bersama pemerintah daerah dan instansi terkait lain. “Itu semua untuk memastikan efektivitasnya sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia bebas kebakaran hutan dan lahan,” tutur Susanto.
Gubernur Cornelis mengapresiasi adanya program Desa Siapa Api sebagai bentuk kewajiban kalangan pengusaha perkebunan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. “Ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab,” kata Cornelis.
Cornelis menyatakan manajer-manajer perkebunan harus aktif mencegah terjadinya kebakaran salah satunya yaitu dengan menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat. “Kalau kita semua gotong royong di tahun ini seharusnya tidak akan ada bencana asap. Jangan lagi ada kebakaran hutan dan lahan,” ucapnya.
Melalui program Desa Siaga Api, warga desa dilatih dan diberikan sarana dan prasarana pemadaman api. program ini juga memberikan insentif atau
reward kepada desa terbaik yang berhasil mencegah dan menangani potensi kebakaran berupa bantuan pembangunan infrastruktur sosial tambahan atau bantuan pendampingan teknis.
Sebanyak 15 orang dari setiap desa bakal dipilih sekaligus dilatih menjadi sukarelawan Desa Siaga Api dari delapan desa yang dijadikan proyek percontohan di Ketapang, dan nantinya dari sembilan desa lainnya di Jambi.
Seluruh relawan akan dilatih dan didukung dalam melakukan pemantauan titik api secara efektif. Pemantauan lokasi dan titik-titik api juga dilakukan antara lain dengan menggunakan teknologi drone dan juga sistem monitoring hot spot berbasis satelit yang hasil pengolahan datanya akan diteruskan ke Posko Satgas Desa Siaga Api di wilayah operasinya.
Selain itu, menggunakan tehnik
participatory mapping yaitu masyarakat desa didorong secara aktif untuk memetakan batas-batas desa dan merencanakan penggunaan lahan di wilayahnya. Peta ini akan membantu masyarakat dalam memperjelas tugas dan tanggung jawab setiap desa dan antardesa dalam pencegahan dan penanganan kebakaran.
Selain meluncurkan program Desa Siaga Api, juga telah disiapkan lebih dari 10 ribu personel tanggap darurat, lebih dari 20 jenis peralatan pemadam kebakaran baru, dan sejumlah tenaga medis.
(obs)