Ketapang, CNN Indonesia -- Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo yang mewanti-wanti kepada semua pihak untuk jangan sampai terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan. Cornelis menyatakan bencana asap yang disebabkan karena kebakaran hutan dan lahan pada 2015 lalu membuat Indonesia menjadi sorotan negatif dunia internasional.
“Kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang terjadi di Indonesia dibahas di KTT Perubahan Iklim PBB di Paris beberapa waktu lalu. Presiden Jokowi juga sudah mengingatkan kepada kita semua,” kata Cornelis ketika meluncurkan program Desa Siaga Api di Desa Sungai Kelik, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalbar, Kamis (3/3).
Pada pertengahan Januari lalu Presiden Jokowi menekankan di tahun ini pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan harus lebih sigap dan menjadi prioritas. Aparat di daerah dituntut harus bertindak cepat dan tepat dalam menangani masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cornelis menyatakan semua pihak memang harus mengantisipasi perubahan iklim yang sangat ekstrem yang bisa mengakibatkan kebakaran. Salah satunya yaitu menjaga dan mempertahankan hutan dari kebakaran. Dalam hal ini pihak perkebunan berkewajiban menjaga agar kebunnya tidak terbakar.
Cornelis juga mengatakan bahwa untuk mendukung program Desa Siaga Api perlu disiapkan embung atau kanal sebagai penampung air dan cadangan air. Dengan begitu ketika terjadi kebakaran hutan atau lahan maka bisa secepatnya dipadamkan dengan air tersebut. Peran aktif pihak kalangan pengusaha perkebunan sangat dibutuhkan dalam upaya membantu upaya pemerintah.
“Di Kalbar jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan lagi. Bapak Presiden sangat serius memperhatikan masalah ini,” tutur Cornelis. Menurut Cornelis program Desa Siaga Api merupakan langkah awal untuk memulai bekerja keras menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. “Harus benar-benar dijaga agar pada musim kemarau tahun ini tidak ada kejadian kebakaran lagi seperti tahun lalu,” ujarnya.
Sementara itu pihak yang menggagas peluncuran program Desa Siaga Api PT SMART Tbk, anak perusahaan Golden-Agri Resources (GAR), mengakui bahwa kebakaran hutan dan lahan merupakan masalah dan tanggung jawab bersama. CEO Perkebunan PT Smart Tbk Wilayah Kalbar, Susanto Yang mengatakan pihaknya dalam menghadapi musim kemarau 2016 membuat program Desa Siaga Api.
“Ini merupakan program pemberdayaan dan pelibatan masyarakat desa secara aktif melalui pelatihan sebagai masyarakat siaga api,” kata Susanto dalam rangkaian peluncuran program tersebut.
Susanto menyatakan kini saatnya bertindak nyata untuk melindungi keluarga dan generasi muda dari ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan. “Langkah awal dari kerja nyata kami lakukan dengan membuat Desa Siaga Api,” ucapnya.
Menurut Susanto tidak bijaksana mencari kambing hitam dan saling menyalahkan dalam peristiwa kebakaran hutan dan lahan. “Yang terpenting adalah bagaimana agar bencana itu tidak terulang kembali di tahun ini dan seterusnya,” tuturnya. “Saya yakin kita semua bisa mencegah agar kebakaran tidak terjadi lagi,” tambah dia.
(obs)