Jakarta, CNN Indonesia -- Edi Kurniadi, mendapatkan tugas penting dari institusinya pada hari pertama bertugas sebagai Kepala Lapas Klas I Cipinang. Senin (7/3), Edi diserahi terpidana pembalakan liar dan pencucian uang yang terkenal licin, Labora Sitorus.
Enam hari sebelumnya, Edi mengaku baru menerima surat mutasinya. Ia dipindahtugaskan, dari orang nomor satu di Lapas Sukamiskin ke Cipinang.
Di Sukamiskin, tugas Edi tak kalah berat. Ia harus mengawasi terpidana kasus pencucian uang, Gayus Tambunan. Serupa Labora, Gayus juga terkenal licin
November 2010, Gayus tertangkap jepretan fotografer Harian Kompas saat menyaksikan pertandingan tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions di Nusa Dua, Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu, Gayus masih berstatus sebagai terdakwa dan semestinya mendekam di Rumah Tahanan Brimob di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. "Kebetulan, hari pertama datang ke Cipinang, saya dapat Labora. Di sana (Sukamiskin) kebagiannya Gayus. Mungkin itu sudah nasib saya," ujarnya petang tadi.
September 2015, Edi kebobolan. Foto Gayus yang terlihat sedang makan di sebuah restoran menjadi viral di media sosial. Edi saat itu menjelaskan, Gayus memang mendapatkan izin keluar dari lapas. Edi memperbolehkan Gayus menghadiri sidang gugatan perceraian.
Belakangan, Direktur Jenderal Pemasyarakatan I Wayan Dusak mengaku memberikan teguran lisan kepada Edi.
Berdasarkan pengalaman tidak mengenakan itu, Edi mengaku tidak ingin bobol untuk kedua kalinya. "Insya Allah di Cipinang aman," ucapnya.
Pagi tadi, menurut pengakuan Edi, petinggi Kemenkumham memberikam arahan khusus terkait pengawasan terhadap Labora. Setibanya di Cipinang, Labora pun disebutnya langsung dijebloskan ke sel isolasi di Blok A109 yang luasnya 1,5x4 meter.
Blok tersebut memiliki 12 sel. Edi berkata, saat ini tidak ada terpidana lain, kecuali Labora, yang ditempatkan di blok khusus tersebut. Edi memaparkan, setiap sel isolasi di Cipinang terdiri dari satu kamar mandi dan satu tempat tidur.
Meski Labora memiliki sejarah melarikan diri dari lapas, Edi hanya menempatkan satu petugas jaga di blok isolasi. Di sel Labora pun tak terdapat kamera pengintai. "Tidak ada pengamanan khusus untuk dia, sama saja seperti tahanan lain," kata Edi.
September 2015, Labora meminta izin berobat kepada otoritas Lapas Sorong. Ia kemudian disebut menjalani terapi di Rumah Sakit Pertamina dan Rumah Sakit Raja Ampat.
Sejak itu, Labora tidak pernah kembali ke lapas. Jumat pekan lalu, ketika hendak dijemput paksa dari rumahnya, petugas Ditjen Pemasyarakatan yang dibantu personel TNI dan Polri tidak menemukan Labora.
Jumat (4/3), Labora melarikan diri saat hendak ditangkap paksa dan dipindahkan dari Lapas Sorong ke Lapas Cipinang. Esekusi pemindahan Labora oleh pihak LP Sorong dan tim Kemenkumham dikawal ratusan aparat Polres Sorong Kota dan Brimob Polda Papua Barat.
Tim tersebut tidak menemukan Labora di kediamannya. Diduga Labora telah melarikan diri melalui jalur laut dari kediamannya sebelum tim tiba.
(gil)