Pengemudi GrabCar Dirazia oleh Sopir Taksi Konvensional

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2016 20:49 WIB
Khusus yang di BSD dan Tulodong selain di-sweeping, telepon selulernya dilempar, sim card dirusak, dan duit yang ada di kantong diambil.
GrabTaxi memutuskan ganti nama menjadi Grab di tahun 2016 ini. (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pengemudi GrabCar yang beroperasi hari ini mengalami perlakuan semena-mena. Mereka dirazia dan perangkat telepon selulernya dirusak serta uang milik pengemudi direbut. Pelaku razia dan perusakan diduga dilakukan oleh sopir taksi yang tidak berbasis aplikasi online atau taksi konvensional.

Seorang pengemudi GrabCar, Fajar Beno, mengatakan lokasi sweeping terjadi di tiga tempat yaitu kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, kawasan Tulodong Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan di wilayah Harapan Indah, Bekasi.

“Khusus yang di daerah BSD dan Tulodong selain di-sweeping, telepon selulernya dilempar, sim card dirusak, dan duit yang ada di kantong diambil,” ujar Beno kepada CNN Indonesia, Rabu (16/3), yang menyebutkan bahwa pelaku razia dan perusakan berseragam perusahaan taksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beno menuturkan dengan adanya tindakan anarkis yang dialami para pengemudi GrabCar, pihak manajemen mengelurkan imbauan agar para pengemudinya menghindari kawasan-kawasan tersebut. “Hindari Jl Tulodong arah Tendean, dan Serpong, ada sweeping dari taksi konvensional saat ini,” ucap Beno menyebutkan notifikasi resmi internal Grab untuk para pengemudi.

Selain itu, kata Beno, para pengemudi juga diminta untuk tetap tenang dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk menjawab dukungan masyarakat hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

“Grab merupakan entitas legal dan terdaftar sebagai pembayar pajak. Kami akan terus menghargai dan menaati peraturan dan ketentuan yang berlaku,” ujar Beno yang membacakan pesan dari pihak manajemen Grab.

Beno melanjutkan para pengemudi GrabCar tidak ingin terpancing dengan adanya tindak kekerasan tersebut. “Saat ini justru kami ingin menunjukkan driver mana yang terlatih dan punya ahlak yang baik,” kata Beno.

Sebagai pengemudi GrabCar, ujar Beno, ia dan seluruh pengemudi Grab lainnya meminta pemerintah untuk fair dan memberikan perlindungan serta kepastian hukum.

Beno menambahkan, jika yang melakukan tindak kekerasan itu oknum sopir perusahaan taksi konvensional maka pihak perusahaan mestinya ikut bertanggung jawab. “Ini sangat meresahkan masyarakat pengguna jasa taksi,” ucapnya. “Sweeping dulu juga pernah terjadi di kawasan Senen pada Januari lalu,” lanjut Beno.

Sementara itu Kepala Humas PT Blue Bird Teguh Wijayanto mengaku belum mengetahui informasi mengenai razia tersebut. “Belum tahu. Kami tentunya akan melakukan pengecekan sebagai tindak lanjut dari informasi itu,” kata Teguh kepada CNN Indonesia, Rabu (16/3).

Teguh mengatakan pihaknya akan mencari tahu sopir dan nomor lambung taksi yang beroperasi di kawasan tersebut. “Kalau memang nantinya terbukti adanya tindakan kekerasan seperti itu bisa diproses ke jalur hukum oleh pihak yang berwajib,” ujar dia.

Menurut Teguh pihak perusahaan tidak bertanggung jawab jika memang ada sopirnya yang melakukan tindakan tersebut.

“Kalau ada karyawan atau pegawai dari suatu perusahaan yang melakukan suatu tindakan pidana secara pribadi, yang bertanggung jawab si orang tersebut, perusahaan tidak,” tutur Teguh.

(obs/obs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER