Penjara Konvensional Tidak Efektif Tangani Napi Terorisme

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Kamis, 17 Mar 2016 21:54 WIB
Kepala BNPT Irjen Tito Karnavian berkata, selama ini lapas konvensional gagal membendung narapidana terorisme merancang serangan teror baru.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyebut urgensi lembaga permasyarakatan khusus narapidana kasus tindak pidana terorisme.

Tito berasalan, di lapas konvensional, narapidana kasus terorisme tetap dapat merancang serangan teror. Tito pun menyebut Bom Thamrin sebagai contoh kegagalan fungsi lapas itu.

"Ada sesuatu yang tidak berjalan, artinya rehabilitasi kepada mereka-mereka ini tidak berjalan efektif," ujar Tito di kantor Kemenko Polhukam, Kamis (17/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito menuturkan, program rehabilitasi terhadap narapidana kasus terorisme perlu diperbaiki. Jika program tersebut berhasil, menurutnya, para pelaku teror itu tidak akan lagi memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan lapas.

"Pendapat saya, harus ada sistem, entah dengan dibuat tempat penjara tersendiri atau seperti apa, yang jelas ada maximum security," kata Tito.

Tito menjelaskan, konsep maximum security yang disebunya, akan membatasi ruang komunikasi para narapidana terorisme.

Lapas yang menerapkan konsep itu pun akan mengkategorikan para narapidana menjadi beberapa tingkat, antara lain anggota kelompok inti, kelompok pendukung, dan simpatisan.
Ditemui pada kesempatan serupa, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly mengatakan, pemerintah masih akan mengkaji wacana pendirian lapas khusus narapidana terorisme.

Yasonna bertutur, untuk sementara kementeriannya masih akan menempatkan narapidana terorisme pada blok atau sel khusus.

Pembangunan lapas khusus, menurut Yasonna, membutuhkan anggaran yang besar. "Anggarannya besar. Nanti akan kami pikirkan," ujarnya. (abm/rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER