Semarang, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia dan Australia melalui Badan Keamanan Laut (Bakamla RI) dan Australia Border Force kembali melakukan pelatihan keamanan maritim untuk mensinergikan aturan penegakan hukum secara regional dan internasional.
Pertemuan bertema The 7th Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) ini berlangsung di Hotel Gumaya Semarang, 21-23 Maret 2016. Selain Indonesia dan Australia, ada 16 negara yang juga ikut dalam pelatihan bersama ini. Mereka adalah Sri Lanka, Tiongkok, Hongkong, Maladewa, Korea Selatan, Pakistan, Myanmar, Kamboja, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, Bangladesh, Thailand, Singapura dan India.
Kepala Bakamla RI Laksamana Muda Arie Soedewo menyatakan jika forum MSDE ini sangat penting karena menjadi acuan negara di kawasan regional Asia dan Australia dalam memberlakukan Undang-Undang Kelautan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di forum ini kita bertukar pikiran dan saling menyepakati tentang persoalan dan pelanggaran hukum berikut penindakannya di area maritim,” kata Kepala Bakamla RI Arie Soedewo usai membuka acara.
Arie menambahkan jika dalam pertemuan ini pihaknya selaku yang ditunjuk Presiden Jokowi akan menyampaikan rencana menghidupkan kembali jalur sutra yang akan bertransformasi menjadi jalur sutra maritim abad 21.
"Dihidupkannya jalur sutra sebagai jalur perdagangan dan transportasi internasional sesuai dengan program Presiden untuk membangun poros maritim dunia,” ujar Arie.
Dalam pertemuan MSDE ke-7 ini, akan dihadirkan 4 fasilitator, masing-masing Prof.Stuart Kaye dan Dr.Chris Rahman dari The Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS), Kolonel Laut (KH) Kresno Buntoro selaku Sekretaris Dinas Hukum TNI AL dan I Made Andi Arsana, ST,ME,Phd selaku pakar hukum laut dari UGM.
(bag)