Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu membantah insiden jatuhnya helikopter milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat di Poso, Sulawesi Tengah karena ditembak oleh kelompok teroris Santoso alias Abu Wardah.
"Kalau ditembak itu pakai rudal. Mereka itu bukan apa-apa. Jadi tidak mungkin Santoso menembak helikopter," kata Riyamizard di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (21/3).
Dia mengatakan, masih mendalami penyebab jatuhnya helikopter. Pemeriksaan terhadap heli juga masih terus dilanjutkan meskipun Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah mengatakan dugaan sementara adalah cuaca buruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasti ada penyelidikan lebih lanjut dari Mabes TNI dan Kemenhan. Pasti itu," tuturnya.
Menurut Riyamizard, helikopter buatan Kanada itu masih layak digunakan dan tidak mengalami kerusakan apapun saat melakukan penerbangan. "Itu masih baru. Layak jalan juga, yang sudah lebih tua saja masih layak terbang kok," ujarnya.
Meskipun telah menewaskan 13 perwira terbaik TNI. Riyamizard menyatakan, operasi Tinambala akan tetap dilakukan. Sebab operasi itu menyangkut keamanan negara.
Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti juga memastikan insiden jatuhnya helikopter tak disebabkan oleh serangan teroris.
"Kalau serangan teroris dipastikan tidak ada karena itu bukan daerah rawan tapi pemukiman dekat bandara," kata Badrodin di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (21/3).
Helikopter nahas yang membawa rombongan 13 orang personil Operasi Tinombala itu jatuh dalam keadaan cuaca buruk, Minggu (20/3). Operasi tersebut diadakan untuk memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
"Informasi yang diterima, (helikopter) habis melaksanakan briefing di Napu, kemudian akan kembali ke Poso, dan itu sudah masuk ke Kota Poso," kata Badrodin.
Walau demikian, Badrodin mengatakan penyebab kecelakaan masih terus diselidiki oleh TNI."Walaupun cuaca buruk bisa saja karena penyebab lain" ujarnya.
Helikopter itu semula berangkat dari ibu kota Sulawesi Tengah, Palu, ke Napu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Para perwira yang menumpang heli tersebut hendak menghadiri pertemuan di Napu yang dihadiri Danrem 132 Tadulako.
Dari Napu usai pertemuan, sore hari diputuskan untuk berangkat ke Kota Poso guna bermalam di sana. Namun helikopter tersebut tidak sampai ke tujuannya.
Berikut nama-nama 13 personel TNI yang gugur dalam musibah helikoter tersebut:
1. Kolonel Inf Saiful Anwar (Danrem 132/Tadulako)
2. Kolonel Inf Ontang (BIN)
3. Kolonel Inf Herry (BAIS)
4. Letkol CPM Teddy (Dandenpomad Palu)
5. Mayor Inf Faqih (Kapenrem 132 Tadulako)
6. Kapten dr. Yanto (Demkes Korem132 Tadulako)
7. Prajurit Dua Kiki (ADC Danrem 132 Tadulako)
8. Kapten Cpn Agung (Pilot)
9. Kapten Lettu Cpn Wiradi (Kopilot)
10. Kapten Letda Tito (Kopilot)
11. Sertu Bagus (Mekanik)
12. Serda Karmin (Mekanik)
13. Pratu Bangkit (Avionik)
(yns)