Jakarta, CNN Indonesia -- Kompleks Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) berdiri 'megah' di lereng Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat. Untuk menuju ke sana, dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam dari Jakarta.
Selepas keluar dari pintu tol Sentul Selatan, jarak menuju lokasi mencapai lebih dari 5 kilometer. Selama perjalanan, mata akan disuguhkan pemandangan perbukitan dengan jalan aspal yang lebih banyak berlubang.
Aura megah kompleks olahraga Hambalang sudah terasa saat tim CNNIndonesia.com tiba di lokasi. Pagar seng berwarna abu-abu membentang menutup rapat kompleks. Seolah menyembunyikan 25 bangunan dengan jumlah nilai proyek sebesar Rp2,5 triliun itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari papan informasi yang ada di depan proyek, kompleks olahraga Hambalang ini mulai dibangun pada 10 Desember 2010 dengan target selesai pada 31 Desember 2012, atau 752 hari kerja. Kontraktor pelaksana proyek ini adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Memasuki area kompleks, kondisi jalan yang berlapis beton terlihat cukup baik. Sedikit menanjak, kompleks olahraga seluas 32 hektare itu mulai terlihat. Rumput ilalang tumbuh subur di sekitar bangunan yang mangkrak.
Gedung Olahraga Serbaguna yang berada di tengah kompleks tampak terbengkalai pembangunannya, dengan kondisi sekitar 50 persen yang sudah dibangun. Seperti halnya bangunan lain, gedung yang sempat ditinjau Presiden Joko Widodo itu dikelilingi rumput ilalang dan lumut.
 Kondisi bangunan Wisma Atlet yang terbengkalai di Bukit Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Rabu (30/3). (CNN Indonesia/Abi Sarwanto) |
Tak hanya itu, genangan air hujan juga terlihat di lantai gedung. Terdapat kolom besi dan pipa-pipa yang tak terpakai.
Memang tak semua bangunan dalam kondisi terbengkalai. Asrama senior putra dan putri, serta sekolah menengah pertama untuk para atlet, sudah dalam kondisi 90 persen siap digunakan. Pendingin ruangan terlihat terpasang di sisi luar bangunan.
Selain itu, masjid dan pos jaga keamanan juga menjadi sekian bangunan di dalam kompleks yang sudah dapat digunakan.
Hampir sebagian dari 25 bangunan yang rencananya digarap di kompleks olahraga Hambalang sudah sekitar 75 persen dibangun. Namun akses jalan sebagian tertutup rumput ilalang sehingga tak bisa meninjau seluruh lokasi. Banyak juga kabel serta tiang lampu penerang yang merintangi jalan.
Isu mengenai kelabilan tanah di Hambalang dibantah tegas Benjamin, petugas keamanan sekaligus warga asli di sana. Menurut Benjamin, kondisi tanah di kompleks olahraga ini tidak labil.
Dia mengklarifikasi kabar ketika tahun 2011 sempat terjadi longsor di salah satu bangunan. "Tanahnya keras. Kejadian ambles waktu itu karena tanah urukan dan langsung didirikan bangunan genset," kata Benjamin, ditemui CNN Indonesia, 25 Maret lalu.
Selain tanah ambles itu, kata Benjamin, tak ada insiden lain yang menimpa kompleks milik Kementerian Pemuda dan Olahraga ini. Dia menjamin, kompleks olahraga Hambalang layak untuk dilanjutkan pembangunannya. Kekhawatiran mengenai kondisi tanah tak dapat dibuktikan.
Benjamin mengatakan, sejak kedatangan Jokowi beserta rombongan pemerintah, tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta pihak kontraktor tengah melakukan kajian terhadap proyek ini.
Aktivitas di Balik Kompleks HambalangTidak sembarang orang dapat memasuki kompleks ini. Dibutuhkan izin dari Kementerian Pemuda dan Olahraga selaku pemilik, untuk masuk ke area itu. Menurut Makbul, salah seorang penjaga kompleks, warga sekitar biasa keluar masuk kompleks. Mereka diizinkan hilir mudik di area itu lantaran memiliki kebun yang terletak tak jauh dari bagian belakang kompleks.
Salah satunya adalah Nunu Nurdiana (42), seorang warga pemilik kebun pisang. Nunu mengaku sering keluar masuk kompleks tanpa dihalangi petugas keamanan. "Saya punya kebun pisang sekitar 5.000 meter persegi di belakang," kata Nunu.
Selain warga pemilik dan penggarap kebun, petugas keamanan tak mengizinkan orang lain yang tak berkepentingan untuk menginjakkan kaki di kompleks itu.
Makbul menjelaskan, larangan sembarang orang masuk ke area kompleks untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Hal ini karena masih ada hewan liar seperti babi hutan, biawak, dan ular mendiami semak yang diciptakan oleh ilang tinggi di kompleks yang sejak tahun 2011 terhenti pembangunannya itu.
 Suasana di kompleks Hambalang. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto) |
Selain Nunu dan rekan seprofesinya, Hambalang memang tertutup dari dunia luar. Wartawan yang hendak meliput juga harus memiliki izin tertulis sebelum dapat melakukan reportase di area itu.
Hanya ada sejumlah petugas keamanan yang bergantian menjaga pintu masuk kompleks tersebut. Mereka terdiri dari empat sekuriti dengan masing-masing dua orang berjaga untuk setiap giliran.
Kelanjutan proyek pembangunan komplek olahraga Hambalang hingga kini masih menunggu keputusan untuk dilanjutkan. Kemungkinan akan kemegahan bangunan di kompleks ini jika sudah rampung, terbayang di benak petugas keamanan dan orang-orang yang berkunjung ke sana.
(rdk)