Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilik kendaraan yang biasa melintas jalur protokol di DKI Jakarta setuju dengan rencana penghapusan sistem tiga penumpang atau lebih dalam satu mobil (3 in 1). Mereka menilai 3 in 1 tak berpengaruh dalam mengurai kemacetan di ibu kota.
Seorang pengendara mobil, Radika mengaku, pemilik mobil seperti dirinya dipermudah dengan dihapuskannya 3 in 1. Tanpa sistem ini, ia tak perlu lagi direpotkan dengan mencari joki di pinggir jalan.
"Benar dihapus saja. Ribet, harus cari penumpang lain," kata Radika ditemui di kawasan SCBD, Selasa (5/4).
Karyawan yang bekerja di kawasan SCBD ini terbiasa berangkat sendiri dari Bekasi. Beberapa kali ia harus menyewa joki dari pinggir jalan untuk menambah jumlah penumpang di mobilnya menjadi tiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sore lebih parah lagi. Kadang saya harus meeting di luar kantor, mesti ajak orang lagi," ujarnya.
Hal senada disampaikan pengendara mobil lainnya, Miske. Menurutnya, kebijakan 3 in 1 ini justru memperparah kemacetan di jalan. Pengendara seperti dirinya mengakali sistem ini dengan berangkat setelah waktu 3 in 1 habis yakni di atas pukul 10.00 WIB.
"Lihat aja kalau udah jam 9 atau 10 malah lebih macet," katanya.
Karyawan bank swasta ini mengungkapkan, pengendara mobil justru berpikir untuk berangkat lebih siang demi menghindari kawasan 3 in 1.
"Mending dihapus saja, tak berpengaruh," ujar Miske.
Sebelumnya, pemerintah provinsi DKI Jakarta memberlakukan uji coba penghapusan 3 in 1 di sejumlah ruas jalan di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, ada atau tidak 3 in 1 tetap saja membuat kemacetan.
Uji coba ini akan dilakukan mulai 5 April hingga 8 April 2016. Kemudian dilanjutkan pada tanggal 11 April hingga 13 April 2016.
(sur)