Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana sistem empat penumpang dalam satu mobil (4 in 1) muncul di tengah rencana penghapusan sistem 3 in 1 bagi kendaraan yang melintas di beberapa jalan utama di DKI Jakarta. Diperkirakan dengan 4 in 1, pengemudi bakal berfikir ulang menggunakan jasa joki.
Rencana penerapan 4 in 1 ini menjadi alternatif pengurai kemacetan jika memang sistem 3 in 1 terbukti tak bisa mengurai kemacetan. Penghapusan sistem 3 in 1 ini akan diujicobakan besok.
Menurut Kepala Sub Direktorat Penegakkan Hukum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto, rencana 4 in 1 ini berkembang dalam rapat antara Polda Metro Jaya dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
"Jika nanti dalam uji coba terjadi kepadatan luar biasa, alternatifnya dengan 4 in 1, satu mobil isi empat orang," kata Budiyanto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari uji coba yang akan dimulai besok bisa diketahui efektifitas sistem 3 in 1 selama ini. Uji coba akan dilakukan selama sepekan.
Sistem 3 in 1 mengharuskan mobil yang melintas beberapa jalur protokol harus diisi oleh tiga orang atau lebih pada jam-jam sibuk. Namun saat ini kemacetan masih saja terlihat seperti di Jalan Sudirman dan MH Thamrin. Pemilik mobil diduga memanfaatkan jasa joki di pinggir jalan.
Menurut Budiyanto, dengan penerapan sistem 4 in 1 maka pemilik kendaraan akan berfikir ulang menggunakan jasa joki.
"Pengemudi akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. Pengemudi belum tentu nyaman dengan keberadaan joki yang jumlahnya lebih banyak," kata Budiyanto saat dihubungi, Senin (4/4).
Budiyanto menambahkan, dalam uji coba besok benar-benar akan mempertimbangkan kepadatan lalu lintas. Hasil ini nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk memutuskan kebijakan lebih lanjut dengan 4 in 1 atau program alternatif lainnya.
Misalnya program jalan berbayar (ERP) yang juga bisa menjadi solusi alternatif pengurai kemacetan. Namun program itu menurutnya butuh proses tak sebentar untuk menerapkannya.
"Saya sebenarnya setuju dengan ERP ini. Tapi prosesnya cukup panjang karena harus mempersiapkan berbagai macam sarana," ucapnya.
Rencana penghapusan 3 in 1 dikemukakan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menurutnya, selama ini sistem ini tak mengurai kemacetan. 3 in 1 malah memunculkan masalah baru dengan keberadaan joki di pinggir jalan. Belakang diduga ada praktik eksploitasi anak yang memanfaatkan bayi untuk diajak menjadi joki. Kasus ini tengah ditangani oleh Polres Jakarta Selatan.
(sur)