Ahok: Megawati Pikir Sunny Provokasi Saya

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2016 05:40 WIB
Provokasi yang dimaksud Mega adalah Sunny menjadikan Ahok objek penelitian terkait gaya kepemimpinannya di Jakarta untuk menyelesaikan disertasi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum jika staf khusus Sunny Tanuwidjaja terkait dengan masalah hukum. (CNN Indonesia/Aghnia Adzkia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bercerita Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pernah berpikir Sunny Tanuwidjaja memprovokasi dirinya.

"Ibu Mega berpikir Sunny yang memprovokasi saya untuk eksperimen. Saya juga suka cerita, 'Wah gue ini kelinci percobaan elu ya? Yang ngomporin gue ya?'," kata Ahok di Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (7/4).

Eksperimen yang dimaksud yakni saat Ahok menjadi obyek penelitian untuk disertasi doktoral Sunny yang bersekolah di Universitas Northern Illinois di Amerika Serikat. Sunny ingin mengetahui gaya politik Ahok.
"Ya Sunny monitor saya ke Pilgub 2017," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sunny pun ikut diajak Ahok untuk bertemu sejumlah tokoh politik seperti Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh. Ahok juga kerap diajak berbincang soal beragam masalah politik.

Meski demikain, Ahok mengaku tidak pernah menitipkan proyek ke Sunny dan begitu juga sebaliknya. "Dia tidak pegang proyek," katanya.
Ahok juga menampik Sunny menjadi konsultan politiknya dalam sejumlah kebijakan. "Saya empat tahun di sini. Ada tidak kebijakan yang memihak pengusaha? Agung Sedayu (melanggar Koefisien Luas Bangunan) ya dibongkar saja. Lippo juga," katanya.

Nama Sunny menjadi perbincangan belakangan, terlebih ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegahnya pelesir ke luar negeri. Penyidik lembaga antirasuah ingin meminta keterangan Sunny untuk melengkapi berkas penyidikan kasus suap raperda Reklamasi Teluk Jakarta.

Kasus ini telah menjerat Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja dan karyawannya Trinanda serta Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi. Sanusi diduga menerima suap Rp2 miliar terkait pembahasan beleid ini.
(pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER