Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengusir nelayan yang anti reklamasi di kawasan Pantai Utara Jakarta. Ahok mengaku sudah muak dengan penolakan para nelayan ini yang berdalih hasil tangkapan menjadi kurang akibat reklamasi.
"Tempat tinggal Anda di Muara Angke dan Muara Baru itu hasil reklamasi. Nelayan yang anti reklamasi, tinggalkanlah Muara Angke, Muara Karang, Muara Baru, Cakung, Cilincing. Mau nemuin saya urusan apa? Kalau berdebat tidak bakal ketemu," kata Ahok di Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/4).
Ahok juga membantah hasil tangkapan laut berkurang karena reklamasi. Menurutnya, ikan di Teluk Jakarta tak sebanyak di Teluk Belitung Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak kapan Teluk Jakarta sudah banyak ikannya? Sudah tidak, itu tercemar. Jangan gara-gara ada reklamasi terus bilang tidak bisa ada ikan. Beda dengan kasusnya di Belitung, kalau ada kapal hisap langsung hancur," katanya.
Ahok juga berkeras Teluk Jakarta tercemar limbah dari pabrik. Limbah juga dibawa dari 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta.
Selain itu, Ahok berpendapat wilayah Muara Angke, Muara Baru, Ancol, dan Pluit merupakan hasil reklamasi. Ahok pun justru mempertanyakan balik motif para nelayan dan aktivis lingkungan yang menolak reklamasi.
"Kalau mau bohongin saya, bohongnya harus konsisten. Kalau bohong tidak konsisten, saya sudah eneg," katanya.
Sebelumnya, lima orang nelayan di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, menyerahkan ikan tangkapan hasil laut. Mereka membawa tangkapan tersebut ke Kantor Balai Kota DKI Jakarta. Namun, Ahok enggan menemui.
"Saya ingin buktikan ke Pak Gubernur. Ini ikan langsung dari Teluk Jakarta, jenis ikan pinggir. Ini jeritan nelayan," kata Saefudin, Anggota Forum Kerukunan Masyarakat Muara Angke ketike bertemu dengan perwakilan Pemerintah DKI Jakarta.
Sejumlah tangkapan ikan dibawa nelayan tersebut dan dimasukkan dalam kotak putih. Tangkapan tersebut diantaranya ikan alu-alu, udang rebon, ikan tembang, ikan blonang, dan rajungan.
(rdk)