Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan keheranannya karena yang melanda Jakarta kemarin (21/4) hanya terjadi di beberapa wilayah yang seharusnya tidak terkena banjir.
"Curah hujan kemarin lebat sekali
loh. Sudah di atas 120 mili, itu besar. Enggak tenggelam. Jadi utara hampir semua enggak tenggelam kecuali Pademangan, Jakarta Utara. Makanya saya heran," kata Basuki yang akrab disapa Ahok di Jakarta, Jumat (22/4)
Ahok kemudian melakukan peninjauan pompa dan pintu air di Ancol dan Gunung Sahari untuk mengetahui penyebab banjir di Pademangan. Daerah tersebut terkena dampak genangan air. Padahal, menurut Ahok wilayah itu tak pernah tergenang sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya heran kenapa Pademangan tergenang, Gunung Sahari tergenang. Saya pikir ini ada yang salah," ujar Ahok.
Ahok lalu bertanya ke Wali Kota Jakarta Utara Rustam Efendi. "Wali kota bilang air masuk, saya pikir air tidak mungkin masuk," kata Ahok.
Menurut Ahok, air pasang tertinggi di Jakarta tahun lalu, berkisar 2,6 meter. Hal ini diantisipasi dengan tanggul yang memiliki 2,8 meter.
Sedangkan, berdasarkan pantauan Ahok dari CCTV ketinggian air pasang di Jakarta hanya berkisar 1,6 hingga 1,7 meter. "Bagaimana air bisa melimpas?" ujar Ahok.
Ketika ditinjau lebih lanjut, Ahok mengatakan salah satu penyebabnya adalah pompa air dimatikan karena rusak. "Ada dua yang berjalan. Satu rusak," tutur Ahok.
Ahok beranggapan jika pompa bekerja dengan baik, Pademangan dan Ancol tidak munkin banjir. Selain itu, beban air yang ditanggung pompa tersebut terlalu banyak karena beberapa air diarahkan ke pompa tersebut.
"Harusnya kan buang ke arah tangki. Jadi ngapain air semua diarahkan ke Gunung Sahari? Ke Marina Ancol," kata Ahok.
Mengatasi persoalan ini, Ahok akan memanggil petugas terkait untuk meminta kejelasan penyebab banjir. Diantaranya adalah Walikota se-Jakarta, Dinas Tata Air, dan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD).
(obs)