Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga Bayu Oktavianto, salah satu anak buah kapal (ABK) tug Boet Brahma 12 asal Dukuh Miliran Desa Mendak, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Minggu, bersyukur atas keberhasilan membebaskan Bayu dari penyanderaan di perairan Filipina. Pihak keluarga ingin Bayu setelah tiba di Jakarta segera dipulangkan ke rumah.
"Saya sangat bersyukur setelah mendapat informasi 10 ABK sedang perjalanan kembali ke Indonesia," kata Sutomo, ayah kandung Bayu, di Klaten, seperti dikutip
Antara.
"Saya berharap Bayu segera kembali pulang ke rumah di Klaten, setelah tiba di Indonesia, Minggu malam ini," lanjut Sutomo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutomo menuturkan Bayu merupakan satu dari 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf dan dibawa ke Pulau Basilan, Sulu, Filipina. Dia bersama sembilan ABK lainnya disandera sekitar satu bulan lebih.
Terkait pembebasan para sandera, Sutomo, mengatakan ia mendapat telepon dari bagian personalia PT Patria Maritim Jakarta yang memberikan kabar putranya bersama sembilan ABK lainnya sudah dibebaskan dari penyanderaan sekitar pukul 16.00 WIB.
Lebih jauh Sutomo mengatakan ia bersama puluhan orang dari kelompok pengajian di Dukuh Miliran, Klaten, melaksanakan salat berjemaah di rumahnya yang dipimpin oleh ustaz Abdul Rohman.
Menurut Sutomo, pihaknya bersama puluhan warga kelompok pengajian di Miliran salat berjamaah sebagai tanda sujud syukur atas dibebaskan 10 ABK.
"Saya berterima kasih dengan seluruh teman-teman kelompok pengajian di kampung yang telah memberikan dukungan dan doanya terhadap Bayu yang disandera di Filipina," kata Sutomo seusai salat berjemaah.
Menurut dia, sebelumnya ustaz Abdul Rohman yang memimpin kelompok pengajian telah menyarankan melaksanakan salat berjemaah selama 40 hari. Tetapi baru sebanyak 33 hari, putranya sudah berhasil dibebaskan dari penyanderaan.
(obs)