Sepuluh ABK Sandera Dibebaskan di Depan Rumah Gubernur Sulu

bgs | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 10:38 WIB
Kepala Polisi wilayah Jolo, Filipina, Junpikar Sitin mengatakan pihaknya tidak tahu apakah ada uang yang telah dibayarkan kepada penculik
Kepala Polisi wilayah Jolo, Junpikar Sitin mengatakan, 10 sandera dibebaskan setelah orang tak dikenal menurunkan mereka di depan rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan II. (Office of Sulu Governor via Reuters).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polisi wilayah Jolo, Filipina, Junpikar Sitin mengatakan, 10 sandera anak buah kapal warga negara Indonesia dibebaskan setelah orang tak dikenal menurunkan mereka di depan rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan II.

“Saya melihat pembebasan sandera. Pria tak dikenal menurunkan mereka di rumah Gubernur Sulu di tengah hujan deras di siang hari,” kata Sitin seperti diberitakan thestandard.com, Senin (2/5).

Sepuluh ABK diculik sejak 26 Maret oleh gerombolan bersenjata yang diduga anggota militan Abu Sayyaf. Kelompok ini menuntut uang tebusan sekitar Rp 14 miliar. Namun, Sitin mengatakan pihaknya tidak tahu apakah ada uang yang telah dibayarkan kepada penculik. Lazimnya, kata dia, Sayyaf belum akan membebaskan sandera sebelum uang tebusan dibayarkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Filipina mengatakan kelompok Abu Sayyaf masih menawan 11 orang asing. Mereka di antaranya berkewarganegaraan Indonesia (empat orang), Malaysia (empat), satu orang Kanada, dan satu orang Belanda.

Ihwal tebusan, salah seorang negosiator Kivlan Zein, mengatakan sudah menyiapkan uang tebusan milik perusahaan pemilik kapal di mana para WNI bekerja menjadi anak buah kapal.

"Uang itu dibawa oleh Budiman namun tidak diserahkan. Uang itu akhirnya dibawa pulang kembali," kata Kivlan.

Budiman menurut Kivlan adalah salah seorang utusan perusahaan pemilik kapal tersebut. Uang tebusan disiapkan untuk mengantisipasi kelompok Abu Sayyaf berubah pikiran. Namun negosiasi berjalan mulus dan 10 WNI akhirnya bisa dipulangkan.

Kivlan mengakui dalam melobi kelompok militan itu, Indonesia dibantu oleh dua tokoh Filipina yakni pimpinan The Moro National Liberation Front (MNLF) Nur Misuari dan Gubernur Sulu Abdusakur Toto Tan.

"Nur Misuari terlibat (pembebasan). Dia adalah teman saya," kata bekas Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ini.

Ia mengaku kenal dengan Misuari sejak bertugas menjadi pasukan perdamaian di Filipinan Selatan pada 1995.

Lewat Misuari pulau purnawirawan jenderal Angkatan Darat bisa berkomunikasi dengan Abu Sayyaf untuk bisa bernegosiasi dan membebaskan sandera. Abu Sayyaf merupakan kelompok pecahan MNLF pimpinan Misuari.

Setelah dibebaskan, para sendera sempat dijamu di rumah Gubernur Sulu sebelum diterbangkan ke Indonesia. Setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma, para sendera ini segera dibawa ke Rumah Sakit Gatot Subroto. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER