Pemilik Kapal Sebut Tak Ada Tebusan untuk Sandera Abu Sayyaf

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 19:28 WIB
PT Brahma Internasional menyebut proses pembebasan sandera diserahkan sepenuhnya pada tim negosiator yang dibentuk pemerintah.
Kapal Brahma 12 yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. (Facebook/Peter Tonsen Barahama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pemilik kapal yang awaknya sempat disandera kelompok Abu Sayyaf, PT Brahma International menyatakan tidak ada penyerahan uang tebusan untuk pembebasan.

Kepala Legal dan Eksternal PT Brahma International Yan Arief mengatakan, pembebasan seluruh ABK sepenuhya dilakukan oleh tim negosiasi yang dibentuk oleh pemerintah.

"Semua ini kami serahkan kepada tim negosiator. Jadi tidak ada penyerahan uang dari PT Brahma International," kata Yan di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Senin (2/4).
Yan berkata, dirinya tidak bisa menjelaskan secara teknis soal pembebasan tersebut. Ia mengklaim, pembebasan terhadap kesepuluh ABK tersebut sepenuhnya di bawah komando pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sebagai pemilik kapal, proses negosiasi tidak tahu secara pasti apa yang dilakukan. Tapi yang pasti yang dilakukan adalah untuk supaya sandera bisa kembali dengan selamat," ujarnya.

Yan menjelaskan, seluruh ABK yang ditawan tersebut bukan merupakan karyawan PT Brahma International. Ia menyebut, ABK tersebut adalah karyawan PT Patria Maritime Lines, selaku rekanan.
Ia menegaskan PT Brahma International hanya merupakan pemilik dua kapal yang dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf, yaitu tugboat Brahma 12 dan tongkang Anand 12.

Lebih lanjut, Yan menyampaikan, PT Brahma International sama sekali tidak menerima informasi valid soal adanya permintaan uang tebusan dari kelompok Abu Sayyaf sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp15 miliar. Namun, ia tidak menampik jika ada komunikasi antara tim negosiasi dengan kelompok bersenjata dulu.

"Mungkin ada komunikasi dengan tim. Kalau permintaan itu kan didapat dari media. Kami tidak tahu secara pasti," ujarnya.
Terkait santuan kepada seluruh ABK, Yan menyampakan PT Brahma International akan segera melakukan koordinasi dengan PT Patria Maritime Lines. Ia belum bisa memastikan besaran santunan yang akan diberikan kepada setiap ABK yang disandera tersebut.

Ia juga menyebut, kedua kapal yang sempat dibajak masih dalam proses administrasi untuk dipulangkan ke Indonesia. "Saat ini Brahma 12 di Malaysia dan Anand 12 ada di Filipina. Itu masih dalam proses dan wewenang kedua pemerintah tersebut," ujarnya. (sur/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER