Rektorat UGM: Tuntutan Massa Aksi Telah Diakomodasi

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 16:46 WIB
Kebijakan relokasi kantin di UGM dinilai tidak tepat karena dianggap sarat kepentingan untuk memfasilitasi pembangunan plaza salah satu bank di kampus.
Kepala Humas dan Protokol UGM Iva Ariani, seluruh tuntutan massa aksi sebenarnya telah diakomodasi pengurus UGM sejak pekan lalu. (Dok. Istimewa).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak Rektorat Universitas Gadjah Mada akhirnya buka suara menanggapi aksi ribuan mahasiswanya, bersama para tenaga pendidik, di Gedung Rektorat UGM sejak Senin (2/5) pagi tadi.

Menurut Kepala Humas dan Protokol UGM Iva Ariani, seluruh tuntutan massa aksi sebenarnya telah diakomodasi pengurus UGM sejak pekan lalu. Bahkan, Iva berkata pertemuan telah dilakukan antara pimpinan UGM dengan perwakilan mahasiswa dan tenaga pendidik, Kamis (28/4) serta Jumat (29/4) lalu.

"Mediasi dan pertemuan sudah sering sekali dilakukan. Kamis kemarin Pimpinan Universitas sudah ketemu dengan perwakilan tenaga pendidik untuk penjelasan akhir perjuangan mencairkan tunjangan kinerja. Jumat lalu juga sudah ketemu dengan perwakilan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan sudah disepakati bahwa tahun ini UKT (Uang Kuliah Tunggal) tidak naik," ujar Iva kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat tiga tuntutan yang disuarakan massa aksi di UGM hari ini. Ketiganya adalah perbaikan kebijakan UKT, kebijakan relokasi salah satu kantin di UGM, dan pencairan tunjangan kinerja tenaga pendidik.

Menurut salah satu mahasiswa peserta aksi Umar Abdul Aziz, saat ini terdapat rencana kenaikan jumlah UKT. Umar menilai rencana tersebut membebani mahasiswa yang berkuliah di UGM.

Selain itu, menurutnya, kebijakan relokasi salah satu kantin di UGM tidak tepat. Kebijakan itu dianggap sarat kepentingan untuk memfasilitasi pembangunan sebuah plaza dari salah satu bank di kawasan kampus.

Terakhir, ada juga masalah tunjangan kinerja tenaga pendidik di UGM, yang pencairannya disebut mengalami keterlambatan selama tiga semester. Persoalan ini, kata Umar, dinilai akibat status Badan Hukum yang disandang UGM.

Saat disinggung mengenai masalah tunjangan kinerja, Iva berkata bahwa persoalan tersebut sebenarnya menjadi tanggung jawab Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. "Tapi dari pembicaraan terakhir antara Rektor (UGM) dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi diperoleh informasi bahwa dana akan segera dicairkan untuk Juli dan Agustus 2014."

Massa Aksi Masih Bertahan

Sampai sore ini ribuan massa aksi di UGM belum juga membubarkan diri. Salah satu mahasiswa Fisipol UGM Obed Khresna berkata, massa aksi belum terlihat akan membubarkan diri walaupun saat ini aparat kepolisian telah tampak berada di kawasan kampus.

"Saat ini sedang ada orasi pembacaan tuntutan dari perwakilan peserta demo. Masih ramai massa di sini. Polisi juga kelihatan baru hadir di kampus dan disambut teriakan massa aksi tadi," kata Obed kepada CNNIndonesia.com

Obed berkata, beberapa jam lalu Rektor UGM Dwikorita Karnawati sempat menemui massa aksi di pelataran Gedung Rektorat. Namun, Dwikorita disebut hanya menemui pengunjuk rasa sebentar sebelum kembali ke ruangannya.

"Karena mahasiswa tersulut emosinya maka Rektor kembali ke ruangan. Rektor hanya sempat berbicara beberapa kalimat. Mungkin akan dinegosiasi untuk turun lagi menemui massa aksi," katanya.

Peserta aksi di UGM hari ini disebut berjumlah 18ribu orang lebih. Mereka yang ikut berdemo adalah para mahasiswa dan tenaga pendidik di UGM. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER