Akbar Tandjung Ingin Munaslub Golkar Digelar di Asrama Haji

Alfani Roosy Andinni | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Mei 2016 14:07 WIB
Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar tersebut, partai berlambang pohon beringin itu tak perlu memaksakan Munaslub di Bali kalau tidak ada biaya.
Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (kedua kiri) melakukan salam komando dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung (kedua kanan) seusai terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Rabu (3/12). (AntaraFoto/ Nyoman Budhiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menyarankan, Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) partai beringin digelar di Asrama Haji. Menurutnya, Golkar tak perlu memaksakan Munaslub dilangsungkan di Bali jika tak punya biaya.

"Kalau partai tidak punya kemampuan, kenapa harus di Bali? Asrama Haji itu banyak, ada di Jawa Timur, Jawa Barat dan lain-lain," kata Akbar dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (7/5).

Mantan Ketua DPR itu kembali menegaskan, tak pernah setuju dengan uang mahar Rp1 miliar yang diwajibkan kepada bakal calon ketua umum Golkar sebagai syarat pendaftaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Golkar akan dianggap sebagai partai yang sistem pengaderannya bernuansa uang. Sehingga tidak lagi mengutamakan ide, gagasan dan cita-cita untuk kesejahteraan bangsa dan negara.

"Kalau kesulitan, buka saja secara transparan. Minta batuan ke senior-senior, pasti semua akan bantu. Ini bisa membawa preseden buruk bagi kader-kader di daerah. Bisa ditiru," ucapnya.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said mengatakan, Golkar tak memiliki pengalaman mencari dana untuk menggelar Munas atau Munaslub. Sehingga tidak heran jika saat ini panitia Munaslub meminta mahar Rp1 miliar kepada bakal calon ketua umum.

"Dulu Golkar tenang-tenang saja, karena yang cari uang Pak Harto (Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto) melalui yayasannya. Saat reformasi, Golkar harus mencari uang sendiri," kata Salim.

Dia mengatakan, setelah masa kekuasaan Soeharto berakhir, yayasan yang menopang dana untuk kegiatan Golkar tidak dapat difungsikan. Sehingga paradigma di partai beringin berubah.

"Jadi siapa yang memiliki uang adalah dia yang bisa menang di Golkar," ucapnya.

Partai Golkar awalnya berencana melakukan Musyawaran Nasional Luar Biasa pada 23 hingga 26 Mei di Nusa Dua Bali. Namun Munaslub dipercepat menjadi 15 hingga 17 Mei ini karena mengikuti jadwal Presiden Joko Widodo, yang direncanakan membuka Munaslub Golkar. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER