TNI AL: Penyidikan Ledakan RS Mintohardjo Butuh Waktu

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mei 2016 13:10 WIB
TNI Angkatan Laut membantah menutup-nutupi insiden ledakan ruang terapi RSAL Mintohardjo. Penyidikan masih terus berlangsung untuk mengetahui penyebab ledakan.
TN Angkatan Laut membantah menutup-nutupi hasil penyidikan ledakan RSAL Mintohardjo. (CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- TNI Angkatan Laut membantah menutup-nutupi informasi yang berkaitan dengan insiden ledakan di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo yang menewaskan empat orang beberapa waktu lalu.

"Tidak ada informasi yang ditutupi. Kami belum bisa menyampaikan karena masih dalam tahap penyidikan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Edi Sucipto saat dihubungi, Rabu (11/5).

Menurutnya, penyidikan ledakan ruang terapi itu membutuhkan waktu lama karena tidak objek yang diselidiki bukang barang yang banya tersedia contohnya. Tak semua rumah sakit memiliki ruang terapi tersebut.

RSAL Mintohardjo memiliki fasilitas ruang terapi karena sejak tahun 1960 alat tersebut digunakan untuk pemulihan para prajuritnya yang baru selesai menyelam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah berusaha menjelaskan apa adanya tapi beri kesempatan tim penyidik untuk bisa mengungkap, karena ini (chamber) bukan barang umum yang di mana-mana ada," kata Edi.

Ia menegaskan, penyidik AL masih terus bekerja untuk mengetahui penyebab ledakan itu. Ia justru mempersilakan jika ada pihak yang kurang puas untuk menempuh jalur hukum.Seperti misalnya ada keluarga yang merasa dirugikan karena menganggap TNI AL tidak terbuka.

"Silakan saja itu hak mereka. Kami bukan menutup-nutupi tapi tim penyidik masih bekerja untuk mengetahui penyebab ledakan," tutur Edi.

Sebelumnya keluarga korban ledakan mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Senin (9/5) lalu. Mereka menila RSAL Mintohardjo menutup-nutupi informasi soal ledakan yang terjadu pada 14 Maret 2016 lalu itu.

Peristiwa itu menyebabkan empat orang tewas. Mereka adalah Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo, mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal (Purn) Abubakar Nataprawira, Edi Suwandi dan dan seorangd dokter benama Dima.

TNI AL menyebut kebakaran diduga karena adanya percikan api yang menyebabkan suhu di dalam ruangan meningkat drastis sehingga meledak. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER