Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon ketua umum (caketum) Partai Golkar Indra Bambang Utoyo mengakui telah bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, di sela-sela gelaran Munaslub, di The Mulia Hotel, Bali.
Indra merupakan salah satu dari tiga bakal caketum yang bertemu dengan Luhut, selain Setya Novanto dan Priyo Budi Santoso.
"Ya saya dipanggil Pak Luhut. Urusan terbuka itu. Jadi Pak Luhut tanya sama saya, 'kenapa kamu ikut-ikutan kasih ulah, janganlah kau buat gaduh segala macam'," kata Indra di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu malam (15/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan Luhut, kata dia, berkaitan dengan keikutsertaannya dalam penolakan terhadap sistem pemilihan terbuka, bersama enam bakal caketum lainnya. Namun, dia menjelaskan kepada Luhut, bahwa awal mula penolakan tersebut berasal dari dirinya.
"Saya bilang sama Pak Luhut, yang pertama kali tidak setuju itu saya. Jadi bukan saya ikut orang, tapi orang ikut saya. Ternyata teman-teman setuju dengan saya, bikin pertemuan," tutur Indra.
Indra mengklaim tidak ada pembicaraan selain permintaan Luhut agar tidak ada kegaduhan dalam Munaslub, terkait sistem pemilihan secara terbuka dan tertutup. Hanya saja, dia mengatakan kepada Luhut, bahwa sistem pemilihan yang demokratis dilakukan secara tertutup.
Bakal caketum Golkar lainnya, Priyo Budi Santoso juga mengakui bahwa dia telah bertemu Luhut. Pertemuan informal itu, kata dia, merupakan undangan Luhut untuk membicarakan suasana Munaslub.
"Kami berbincang tentang suasana Munaslub, agar
smooth bisa berjalan lancar dan sukses," ujar Priyo.
Priyo menganggap pertemuannya dengan Luhut adalah hal wajar. Sebab, Luhut dinilainya sebagai kader senior Partai Golkar. Luhut pun, kata dia, banyak memberi pandangannya terhadap rekonsiliasi Golkar.
Selain itu, Priyo membenarkan bahwa Luhut menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo yang menginginkan ketua umum Golkar berikutnya, tidak rangkap jabatan.
"Iya tadi disampaikan, saya banyak mendengar dan tidak menafsirkan apa maksud beliau," kata Priyo.
Sedangkan, bakal caketum Setya Novanto enggan mengakui pertemuannya dengan Luhut. Setya berkata, saat ada pertemuan, dia sedang makan siang, meski berada di lokasi yang sama. "Enggak (bertemu Luhut). Saya makan di Restoran Table 8," ucapnya.
Dia juga menyatakan tidak masalah dengan sistem pemilihan apapun yang diputuskan dalam Munaslub Golkar, baik terbuka maupun tertutup.
Selain itu, Setya membantah ada pertemuan rahasia dengan DPD I di kawasan Pecatu, Bali, Sabtu (14/5) malam. Bahkan, kata dia, tim suksesnya pun tidak ada yang melakukan pertemuan.
"Saya makan di Laota Nusa Dua bersama istri. Dari sana, terus ke hotel. Tim enggak ada juga, satupun enggak ada," ujar Setya.
Sebelumnya, dengan mengutip perkataan Jokowi pada pembukaan Munaslub, Sabtu kemarin, Luhut berkata, Jokowi secara tidak langsung menyampaikan dua pesan terkait tokoh yang akan memimpin Golkar.
"Intinya siapa saja boleh terpilih, tapi Presiden tidak nyaman kalau ada rangkap jabatan," tuturnya.
Pesan kedua, kata Luhut, Jokowi ingin ketua umum Golkar yang baru berstatus sebagai kader yang didukung partai dan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum.
(obs)