Remaja di Sidoarjo Diperkosa Lima Pria, Polisi Buru Pelaku

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2016 07:31 WIB
Pemerkosaan di berbagai daerah tak berhenti meski hukuman kebiri diwacanakan. Korban terus jatuh, termasuk N yang kini tinggal di bekas kandang ayam.
Ilustrasi. (Getty Images/Spencer Platt)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus pemerkosaan di berbagai daerah tak juga berhenti meski pemerintah mewacanakan hukuman kebiri bagi pelaku kekerasan seksual. N, remaja perempuan 14 tahun di Desa Trompoasri, Sidoarjo, Jawa Timur, kini tinggal di bekas kandang bebek dalam kondisi hamil delapan bulan setelah diduga diperkosa lima orang– dua pria dewasa, dan sisanya masih di bawah umur.

Satuan Reserse Kriminal Polres Sidoarjo membentuk tim khusus guna menangani kasus tersebut, termasuk untuk memburu dua pria dewasa pelaku pemerkosaan, U dan S, yang kini telah menjadi tersangka.

“Anggota tim sudah disebar untuk mencari tersangka pencabulan. Kasus ini menjadi atensi kami,” kata Kepala Satreskrim Polres Sidoarjo, Ajun Komisaris Wahyudin Latif, seperti dilansir Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wayudin kemarin menyambangi rumah korban, juga Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menurut Wahyudin, di luar U dan S, jumlah tersangka bisa saja bertambah tergantung penyidikan di lapangan.

Sementara Menteri Khofifah yang menjenguk N dan bertemu keluarganya, meminta polisi bertindak serius dan memberikan keadilan bagi N sekeluarga yang hidup dalam kemiskinan sehingga sulit mencari keadilan.

“Ibu korban lebih banyak menangis. Dari keterangan orang tua korban, mereka dulu sudah pernah melaporkan kejadian ini kepada polisi, namun belum tahu perkembangan (penanganan kasusnya).”

Berdasarkan keterangan dari ibu N, ujar Khofifah, pelaku ternyata berasal dari desa yang sama dengan mereka.
Yuni, tetangga N, mengatakan korban tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya di utara desa sebelum diperkosa. “Namun sejak ada peristiwa itu, korban terpaksa tinggal di kandang bebek seperti ini.”

Terkait tempat tinggal yang tidak layak itu, Khofifah mengajak N untuk tinggal di salah satu pesantren. Opsi itu telah ia sampaikan ke pihak keluarga, dan langsung disetujui. N sekeluarga sepakat bakal boyongan ke pesantren.

“Ibunya nanti bisa membantu memasak, dan adiknya juga ingin masuk pesantren. Nanti sama bersama tim akan berkoordinasi,” kata Khofifah.

Sang menteri meminta masyarakat untuk ikut membantu dan melindungi warga yang menjadi korban atau tertimpa musibah semacam itu. Pemerintah kabupaten dan provinsi pun, kata Khofifah, harus ambil bagian.

Selama ini, ujarnya, bantuan pangan dan uang yang diterima keluarga N berasal dari individu, bukan pemerintah setempat.

Orang tua N berterima kasih atas uluran tangan itu dan berharap kehidupan keluarganya ke depan bisa lebih baik pascatinggal di pesantren.

“Kami sudah sering hidup susah, karenanya pindah dari Surabaya ke Malang, dan dari Malang ke Sidoarjo, untuk cari hidup lebih baik. Tapi hasilnya malah seperti ini (anak jadi korban),” kata dia. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER