Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Lion Group (Lion Air) Edward Sirait membantah mengurangi frekuensi pada 217 rute penerbangan akibat pemberian sanksi pembekuan izin kegiatan pelayanan jasa oleh Kementerian Perhubungan.
"Dua minggu jelang puasa dan dua minggu puasa pertama, penumpang memang turun 40 persen. Tidak ada kaitannya dengan kami punya masalah," kata Edward di Jakarta.
Dia juga membantah pengurangan tersebut terkait alasan komersial, yakni untuk menaikkan harga rute penerbangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun, ujar Edward, tidak ada kerugian yang akan diderita penumpang, sebab penumpang akan dipindahkan ke dalam rute yang ada jika telah memesan jadwal penerbangan dengan rute yang dihapuskan.
"Contoh, ke Medan kami dapat izin frekuensi 20 kali, kami terbangkan pesawat 15 kali. Ada jam tertentu yang kami kurangi, ini sangat sedikit," ucap Edward.
Sebelumnya, maskapai penerbangan Lion Air memutuskan untuk mengurangi 217 frekuensi penerbangan pada 54 rute domestik dan 10 frekuensi pada dua rute internasional mereka selama satu bulan. Keputusan ini sejalan dengan permintaan pasar yang rendah
(low season). Adapun 39 rute lainnya berjalan normal.
Kementerian Perhubungan sudah menyetujui pengurangan rute yang diajukan Lion Air. Pengurangan frekuensi berlaku mulai 18 Mei hingga 17 Juni 2016. Setelah itu, semua rute penerbangan Lion Air akan kembali normal, termasuk jelang hari raya Idul Fitri.
"Itu hanya urusan bisnis, kebijakan bisnis perusahaan. Pemerintah tak bisa ikut campur. Saat
low season sering kok perusahaan penerbangan mengajukan penundaan," kata Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Hemi Pamurahardjo secara terpisah.