Kepolisian Kembali Temukan Jenazah Anggota Kelompok Santoso

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mei 2016 18:03 WIB
Polda Sulawesi Tengah menduga jenazah itu adalah Sucipto, anggota kelompok Santoso yang sejak lama masuk daftar pencarian orang.
Seorang dari tim Inafis Polda Sulteng dan anggota Brimob tengah bersiap menurunkan jenazah terduga teroris kelompok Santoso dari mobil Polisi untuk otopsi di Instalasi Forensik Rs. Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, akhir April lalu. (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Tugas Operasi Tinombala kembali menemukan satu jenazah yang diduga bagian dari kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Abu Warda alias Santoso, kemarin.

Kapolda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi, menduga jenazah tersebut adalah Aco alias Sucipto. Nama Aco, kata Rudy, ada dalam daftar pencarian orang karena berkaitan dengan kelompok teror.

"Jenazah saat ini sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu. Ciri fisiknya ada tahi lalat di bawah mata sebelah kanan," ujar Rudy di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (25/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudy memaparkan, kondisi jenazah tersebut tidak memungkinkan kepolisian melakukan identifikasi secara kasat mata. Polda Sulawesi Tengah pun merencanakan tes DNA atas jenazah itu.

Menurut Rudy, Aco tewas saat anggota Satgas Operasi Tinombala mengevakuasi dua jenazah lain yang juga diduga berkaitan dengan kelompok Santoso.

Dua jenazah yang dimaksud Rudy tewas pada baku tembak dengan Satgas Tinombala, Minggu (15/5) lalu.

Dengan tewasnya Aco, Rudy memperkirakan kelompok Santoso saat ini hanya diberanggotakan 22 orang. Rudy mengimbau para anak buah Santoso untuk menyerahkan diri ke kepolisian.

"Saya sebagai penanggung jawab Operasi Tinombala tidak bangga menembak teroris. Tapi kalau memang mau menyerahkan diri kami siap," ujarnya.

Tak hanya soal tewasnya terduga anggota kelompok Santoso, di Mabes Polri, Rudy juga memaparkan peran lima orang etnis Uighur bagi Mujahidin Indonsia Timur.

Rudy berkata, tubuh kekar kelima orang itu merupakan keuntungan bagi kelompok Santoso dalam konteks perbekalan perang.

"Kemampuannya fisik mereka lebih bagus daripada anggota Santoso yang lain. Jadi logistik mereka yang bawa. Mereka lincah, tangkas, dan sedang belajar bahasa Indonesia juga," tuturnya.

(abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER