Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah kembali berkurang setelah baku tembak dengan Satuan Tugas Operasi Tinombala, Minggu (15/5).
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Senin (16/5), mengatakan, dua orang anggota kelompok tersebut tewas dalam baku tembak. Dengan demikian, kekuatan para teroris diperkirakan tersisa 23 orang.
"Masih dilakukan identifikasi siapa orang itu (teroris)," kata Badrodin. "Mereka tidak menggunakan identitas sama sekali."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui pada kesempatan yang sama, Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo tidak banyak berkomentar mengenai operasi pengejaran Santoso yang turut dibantu institusinya ini.
"Mudah-mudahan cepat selesai, mohon doanya," kata dia.
Operasi Tinombala kini sudah memasuki jilid yang ketiga. Sebelumnya, Kepolisian menyatakan operasi kembali diperpanjang selama 60 hari karena gembong teroris itu tidak kunjung tertangkap.
Upaya pengejaran kali ini pun bukan kali pertama dilakukan polisi. Operasi Camar Maleo yang dikomando langsung dari pusat, sepanjang 2015 lalu, gagal menangkap Santoso.
"Tujuan perpanjangan itu untuk memastikan bahwa upaya pengejaran terhadap para pelaku terus berlangsung," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar.
Dia mengatakan aparat sudah mengantongi lokasi para teroris secara umum meski belum berhasil menjangkaunya. Perpanjangan ini dilakukan untuk memastikan informasi tersebut berbuah penangkapan.
"Untuk mencapai dan menemukan mereka perlu perjuangan, dengan memperpanjang masa operasi ini, diharapkan menjadi solusi menemukan sampai tempat persembunyian mereka," kata Boy.
(abm)