Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, kekayaan alam Indonesia yang melimpah menjadi rebutan negara-negara lain. Di masa mendatang, kekayaan alam tersebut harus bisa dijaga dari rongrongan bangsa lain.
Gatot menyampaikan hal ini saat memberikan pembekalan pada peserta Apel Mitra Informasi Garuda Sewasana, dengan tema “Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Bangsa Pemenang”, di Bogor, Jawa Barat.
Dalam keterangan tertulis Pusat Penerangan TNI, Gatot menyatakan, melimpahnya kandungan kekayaan Indonesia sudah disadari oleh Presiden Soekarno. Bung Karno pernah mengatakan bahwa kekayaan alam Indonesia suatu saat nanti akan membuat iri negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Presiden Joko Widodo, kata Gatot, saat dilantik juga menyatakan, kaya akan sumber daya alam justru dapat menjadi petaka buat Indonesia.
“Sekarang sudah menjadi kenyataan. Dengan demikian, maka harus diwaspadai dengan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia karena menjadi bahan rebutan negara-negara asing,” kata Gatot.
Menurutnya, lonjakan populasi dunia seharusnya juga diimbangi dengan ketersediaan pangan, air dan energi. Namun yang terjadi adalah, populasi terus bertambah sementara pasokan pangan dan energi cenderung tetap. Hal inilah yang akan memicu konflik antarnegara.
Khusus untuk energi, Gatot memperkirakan akan habis pada tahun 2043. Saat itulah dikhawatirkan terjadi konflik pengambialihan energi negara-negara yang berada di garis ekuator, salah satunya yang dilirik adalah Indonesia.
“Ke depan, energi itu bisa digantikan dengan hayati dan kekayaan alam hayati ada di negara ekuator, terutama di Indonesia. Maka Indonesia akan menjadi lumbung pangan, air sekaligus juga lumbung pengganti energi hayati,” kata Gatot.
Karena itu jika menang prediksi itu benar, Indonesia harus bisa mempertahannya. Gatot menyebut perang ke depan adalah perang pangan, air dan energi. "Istilahnya perang ekonomi dan lokasinya di Indonesia, inilah ancaman bangsa Indonesia,” kata Gatot.
(sur)