Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terlihat selalu mendampingi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat keduanya menghadiri buka puasa bersama di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, Selasa (7/6).
Selama acara buka bersama tersebut berlangsung, ketiganya sempat berbincang sembari menyantap hidangan buka puasa.
Jokowi membenarkan mereka membincangkan sejumlah hal. Namun, kata dia, perbincangan tersebut tidak membahas persoalan politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi di dalam berbicara masalah mie aceh, martabak medan, dan soto bangkong," kata Jokowi saat ditemui di kantor DPP NasDem.
Jokowi mengungkapkan, kedatangan dirinya ke acara buka tersebut memang tidak dijadwalkan sebelumnya.
Surya Paloh mengatakan, Jokowi mengkonfirmasi kehadirannya ke acara buka puasa Partai NasDem."Setiap tahunnya saat Ramadan Pak Jokowi dan Pak JK ke sini, jadi bukan hal baru dan memang rencana itu ada," ujarnya.
Saat Jokowi masuk ke arena buka puasa bersama, namanya langsung dielu-elukan anak-anak peserta buka puasa yang berjumlah 700 orang.
"Pak Jokowi, Pak Jokowi," ujar mereka. Seruan tersebut lantas dibalas Jokowi dengan lambaian tangan ke arah anak-anak itu.
Surya Paloh membeberkan bahwa ada perbincangan perihal rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) antara ketiganya.
Bahasan tersebut diawali oleh Surya sendiri yang menanyakan langsung ke Jokowi. Menurutnya ada beberapa aspek dalam RUU tersebut yang terkesan terlalu bertele-tele.
"Saya sampaikan ada beberapa masukan dari praktisi dunia usaha bahwa detail RUU itu terlalu membingungkan," kata Surya.
Surya menjelaskan penjelasan dalam RUU itu terkesan tak ada penegasan mengenai orang-orang yang memenuhi pengampunan pajak. Seharusnya, kata Surya, jika orang orang itu telah memenuhi tax amnesty ada jaminan tak akan diseret lagi di waktu yang akan datang.
"Jangan lagi orang yang sudah selesai tiba-tiba suatu ketika atau beberapa tahun kemudian ditarik lagi. Saya hanya beri masukan dari dunia usaha," kata Surya.
Menurut Surya, masukan itu diberikan demi kepentingan Indonesia di masa yang akan datang. Jangan sampai RUU Pengampunan Pajak malah tak sesuai dengan ekspektasi awal yang ditentukan pemerintah.
(abm)