Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyebut tiga orang tersangka teroris yang ditangkap di Surabaya, Jawa Timur, dipengaruhi paham radikal oleh Muhammad Shibghotullah. Dia adalah narapidana yang pernah mencoba berangkat ke Suriah untuk berperang bersama kelompok radikal.
"Dua orang di antaranya punya pengalaman jadi terpidana. Di situlah ada pertemuan dan perkenalan dengan Shibgoh (Shibgotullah)," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (9/6).
Catatan CNNIndonesia.com, Shibgoh sebelumnya ditangkap di Malaysia ketika mencoba bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS di Timur Tengah, akhir 2014 lalu. Walau demikian, dia hanya dijatuhi hukuman dua tahun delapan bulan karena terbukti terlibat pelatihan militer di Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua orang tersangka yang terpengaruh paham radikal di Lembaga Pemasyarakatan Porong, kata Boy, adalah Prio Hadi Purnomo dan Feri Novendi. Prio adalah mantan narapidana kasus narkotik yang bebas pada April 2014, sementara Feri tidak disebutkan kasus apa yang menjeratnya.
"Terpantau dari hasil proses perkenalan mereka sudah terjadi penyebarluasan paham radikalisme. Prio sering terpantau bersama Shibgoh yang begitu keluar (LP) mencoba berangkat ke Suriah," kata Boy. Sementara Feri disebut terpengaruh Muhammad Soleh yang terlibat kasus bom Cimanggis.
Satu tersangka lainnya, Jefri Rahmawan, disebut pernah bekerja untuk Salim Mubarak alias Abu Jandal dan Helmi Alamudi. Dia masuk Lembaga Pemasyarakatan karena kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Kedekatan kelompok ini dengan Shibgoh, membuat polisi menduga mereka juga berhubungan dengan Bahrun Naim, pria yang diyakini mengotaki serangan Thamrin, awal 2016 ini. Bahrun saat ini berada di Suriah, menjadi salah satu pejabat ISIS.
Tiga orang yang baru ditangkap ini diduga akan melaksanakan serangan teror di tempat publik dan kantor-kantor polisi di Surabaya. "Hampir mirip dengan serangan di Thamrin," kata Boy.
Barang bukti yang ditemukan bersama mereka di antaranya adalah dua pucuk senjata laras panjang, satu pistol rakitan dan peledak berkekuatan tinggi. Selain itu, ditemukan juga rangkaian detonator ponsel yang disebut Boy "mirip dengan bom Bali."
Bom yang ditemukan dalam penangkapan ini, kata Boy, bisa digunakan sebagai bom bunuh diri karena bisa disematkan dalam rompi. Mereka berencana menjadikan Prio sebagai "pengantin" yang mengenakan rompi tersebut.
Serangan itu direncanakan akan dilakukan pada Ramadan tahun ini. Alasannya, menurut Boy, adalah peningkatan aktivitas masyarakat.
Mereka diperkirakan sudah merencanakan serangan ini selama dua tahun, sejak menyelesaikan masa hukumannya 2014 lalu. Sementara itu, Shibgoh mencoba untuk berangkat ke Suriah dan ditangkap oleh otoritas Malaysia.
"Peringatan intelijen memang kita harus meningkatkan kewaspadaan jelang hari raya. Mudah-mudahan berikutnya bisa terus kita cegah," kata Boy. "Masyarakat mohon waspada dan informasikan segala bentuk gerakan yang mencurigakan pada Kepolisian."
(obs)