Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membenarkan pemecatan eks relawan Teman Ahok akibat terdeteksi melakukan manipulasi dalam pengumpulan satu juta KTP.
"Nah yang lima main itu (manipulasi) ketahuan pas notifikasi, makanya dipecat," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (23/6).
Ahok menilai relawan Teman Ahok memiliki sistem yang baik dalam pengumpulan KTP, sehingga dapat mendeteksi jika ada manipulasi. Menurutnya, sistem pengumpulan KTP sudah terkomputerisasi dan terhubung dengan telepon pemilik KTP.
Setiap KTP yang masuk akan akan dikonfimasi kepada pemilik KTP melalui pesan singkat. Jika tak merasa mengumpulkan KTP itu, Ahok mengatakan, maka pemilik KTP dapat memprotes hal tersebut dengan menghubungi Teman Ahok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu masuk komputer, itu dikasih notifikasi. 'Terima kasih anda telah memberikan dukungan'. Kalau kamu merasa bohong dia ngontak kamu enggak?" tutur Ahok.
Sebelumnya, orang-orang yang mengaku bekas relawan Teman Ahok mengaku berlaku curang dalam mengumpulkan KTP warga. Mereka juga mengaku dibayar dalam mengumpulkan KTP itu, dan bukan sebagai relawan.
Salah seorang bekas relawan bernama Paulus Romindo mengatakan, target yang dicanangkan membuat dirinya sebagai penanggung jawab berusaha mendapatkan KTP dengan berbagai cara.
Misalnya, dia menuturkan, KTP dapat diperoleh dari program Kartu Indonesia Sejahtera (KIS) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Selain itu, ada pula membelinya dari kelurahan hingga gerai penjualan pulsa telepon seluler. Paulus juga menyatakan dia menerima Rp500 ribu setiap Minggu dan total mendapatkan Rp2 juta per bulan.
(asa)