Teman Ahok Akui Beri Relawan Rp2,5 Juta untuk Operasional

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 22 Jun 2016 19:06 WIB
Uang tersebut dinilai Teman Ahok bukan gaji, tapi pengganti biaya operasional karena relawan juga membutuhkan biaya saat mengumpulkan KTP.
Relawan Teman Ahok mengakui memberikan biaya operasional Rp2,5 juta untuk operasional para relawannya yang mengumpulkan KTP. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas membantah tudingan eks relawan yang menyebutkan bahwa organisasinya memberikan gaji sebesar Rp2 juta. Alih-alih insentif kerja, menurutnya uang tersebut merupakan biaya operasional untuk relawan.

Amalia membenarkan bahwa Teman Ahok memfasilitasi relawan yang direkrut dengan sarana dan prasarana seperti telepon genggam, printer, dan biaya operasional sebesar Rp500 ribu tiap minggu untuk setiap posko.

Posko Teman Ahok itu dibentuk dan dibiayai sendiri oleh para relawan untuk menyasar wilayah yang padat penduduk dan golongan masyarakat menengah ke bawah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka (relawan) tak punya biaya namun bersedia mengumpulkan KTP. Posko ini dipinjamkan printer untuk fotokopi KTP, ponsel untuk koordinasi, dan dana operasional mingguan,” kata Amalia di Markas Teman Ahok, Jakarta, Rabu (22/6).

Dana operasional diberikan sebagai pengganti biaya transportasi. Itupun diberikan jika memenuhi target mengumpulkan 140 KTP per pekan. Penggantian biaya transportasi ini dinilai wajar karena para relawan ini tentu memerlukan uang dan waktunya untuk ke wilayah sasaran.

“Kami menyebutnya bukan gaji atau insentif, tapi biaya operasional untuk transportasi, pulsa telepon, dan lain sebagainya," ujar Singgih Widiastono, salah satu pendiri Teman Ahok.

Total biaya yang diberikan pada relawan sebesar per bulan Rp2,5 juta. Tambahan Rp500 ribu diberikan jika target bulanan terpenuhi. Bentuknya, kata Singgih, untuk per posko, bukan per orang.

Singgih menolak tudingan para eks relawan yang mengatakan bahwa jumlah posko saat ini berjumlah 153 unit. Ia menyampaikan, jumlah posko selama sekitar satu tahun Teman Ahok berjalan selalu fluktuatif dan jumlahnya hanya bisa diketahui orang-orang dalam lingkup internal organisasi, bukan relawan.

Oleh karenanya, Singgih membantah tudingan Teman Ahok memiliki anggaran hingga Rp12 miliar seperti yang disebut para bekas relawan.

“Kalau sekarang kami baru update dana mentah yang dimiliki Rp6,3 miliar dari penjualan merchandise selama setahun," ujarnya.

Singgih mempersilakan dan mendukung para pemilik KTP yang datanya dipalsukan oleh ketiga eks relawan untuk memperkarakan ini secara hukum. Teman Ahok menurutnya bahkan bersedia membantu dengan dengan data-data yang dibutuhkan.

Terkait tudingan sistem kerja Teman Ahok yang disebut seperti perusahaan alih-alih gerakan relawan, Amalia justru memandang hal itu sebagai pujian. Ia menuturkan, dengan tudingan tersebut berarti ketiga mantan relawan itu mengakui profesionalitas gerakannya.

“Dari awal mendirikan Teman Ahok, kami sepakat untuk bersikap profesional dalam kerja mengumpulkan KTP dan mengelola keuangan," ujarnya.

Siang tadi, salah seorang bekas relawan bernama Paulus, mengatakan bahwa target yang dicanangkan membuat dirinya sebagai penanggung jawab berusaha mendapatkan KTP dengan berbagai cara. Misalnya, KTP didapat dari program Kartu Indonesia Sejahtera (KKS) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, membeli dari kelurahan, hingga membeli dari gerai penjualan pulsa telepon seluler.

"Dengan demikian maka sekian banyak KTP yang kami kumpulkan sebagian adalah KTP ganda dan sebagian besar lagi tidak di berikan oleh pemilik KTP karena kesadaran mereka," kata Paulus dalam jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Selain Paulus, bekas relawan yang menyatakan ada kecurangan adalah Richard Soekarno dan Dodi. Mereka menujukan kuitansi pembayaran honor sebagai pengumpul KTP. Para pengumpul KTP ini ditarget mendapatkan KTP sebanyak 140 KTP setiap pekannya. Untuk pekerjaan itu, mereka digaji Rp500 ribu. Dalam sebulan, Paulus mengaku mendapat penghasilan Rp2 juta. Mereka akan mendapat bonus Rp500 ribu jika berhasil mencapai target 560 KTP dalam sebulan.

"Kami juga mendapatkan upah untuk membagikan koran Teman Ahok. Untuk setiap kali pembagian koran kami dibayar Rp350 ribu," kata Paulus.

Karena itu Paulus membantah dirinya adalah relawan karena mendapat bayaran. Ia juga menyebut Teman Ahok seperti sebuah perusahaan yang mempekerjakannya. "Kalau Teman Ahok mengatakan bahwa kami adalah relawan maka seharusnya Teman Ahok transparan dalam keuangan dan tidak memaksa kami mengejar target tertentu dengan bayaran tertentu," katanya. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER