Jakarta, CNN Indonesia --
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan sepeda motor menjadi ‘mesin pembunuh’ pemudik ke kampung halaman akibat tingginya persentase kecelakaan yang berasal dari kendaraan tersebut. Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI, menuturkan saban tahun proses mudik Lebaran menelan ratusan nyawa. Tak terkecuali pada 2015 lalu, jumlah korban meninggal dunia mencapai 657 orang. YLKI mencatat korban meninggal lalu lintas selama 2011-2015 mencapai 3.631 orang, korban luka berat 6.759 orang dan korban luka ringan 20.569 orang. Hal itu, paparnya, menunjukkan tak adanya kebijakan baru pemerintah untuk mengurangi korban fatalitas saat melakukan mudik. Dia menegaskan salah satu sebab adalah ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan transportasi publik sebagai sarana mobilitas mudik. Akhirnya, sambung Tulus, pemudik memilih sepeda motor ke kampung halamannya. “Sepeda motor itulah yang terbukti menjadi ‘mesin pembunuh’,” kata Tulus dalam keterangan resmi yang dikutip Senin (27/6). “Lebih dari 72 persen korban fatalitas pemudik melibatkan sepeda motor.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
YLKI menyatakan saat ini belum ada kebijakan konkrit untuk mengurangi sepeda motor yang marak sejak 1997 lalu. Tulus menegaskan bahkan pemudik semakin marak menggunakan moda kendaraan tersebut. Berdasarkan data statistik, jumlah kendaraan bermotor di ibukota sendiri mencapai 13,08 juta pada 2014. Rata-rata pertumbuhan moda kendaraan ini mencapai 10,54 persen.Tanpa adanya kesadaran soal kondisi darurat yang diterapkan melalui pelbagai kebijakan, tambah dia, maka ratusan nyawa diperkirakan kembali terenggut pada Lebaran berikutnya. Dia mengatakan Lebaran adalah ritual tahunan, namun persoalan yang muncul juga tak mengalami perubahan. Pemerintah, sambungnya, hanya berkutat pada persoalan persentase kecelakaan maupun korban. Dia juga menegaskan penurunan persentase korban yang meninggal bukanlah sebuah keberhasilan. (asa)