Jakarta, CNN Indonesia --
Salah satu pendiri Teman Ahok Singgih Widyastono membenarkan ada uang bayaran untuk sejumlah relawan yang mengumpulkan KTP. Uang itu untuk mengganti transport para relawan."Satu posko itu kami jatah Rp500 ribu per minggu. Targetnya 140 KTP per minggu. Kalau enggak dapat ya mereka engga akan dapat kan. Kami enggak munafik teman-teman butuh biaya transportasi dan segala macam," kata Singgih di Sekretariat Teman Ahok, Jakarta, Rabu (29/6).Dia membantah, Teman Ahok memberikan uang kepada orang-orang yang telah menyerahkan KTP. Bayaran hanya diberikan pada Teman Ahok yang bekerja mengumpulkan KTP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami engggak pernah orang beri KTP terus kami menjanjikan untuk bayar, enggak. Uang operasional yang dijanjikan itu ke posko," ucapnya.
Senada, Juru Bicara Teman Ahok Amelia Ayuningtyas mengatakan, uang diberikan sebagai biaya pengganti dari uang yang telah dikeluarkan oleh para relawan. Biaya yang dikeluarkan berasal dari penjualan merchandise seperti kaos dan souvenir."Kan ada tim yang mati-matian kumpulkan KTP, ada yang males dan rajin. Kami punya penilaian. Jadi mereka yang mati-matian berhak juga untuk terima. Itu jatuhnya penganti operasional saja," kata Amelia.
Sebelumnya, orang-orang yang mengaku bekas relawan Teman Ahok mengaku berlaku curang dalam mengumpulkan KTP warga. Mereka juga mengaku dibayar dalam mengumpulkan KTP itu, dan bukan sebagai relawan. Salah seorang bekas relawan bernama Paulus Romindo mengatakan, target yang dicanangkan membuat dirinya sebagai penanggung jawab berusaha mendapatkan KTP dengan berbagai cara.Misalnya ia menyebutkan, KTP didapat dari program Kartu Indonesia Sejahtera (KKS) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, membeli dari kelurahan, hingga membeli dari gerai penjualan pulsa telepon seluler. Paulus juga menyatakan dia menerima Rp500 ribu setiap Minggu dan total mendapatkan Rp2 juta per bulan. (pit)