Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan menilai rangkaian aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di beberapa wilayah di Arab Saudi dan Kota Solo, Indonesia, menjadi bukti kuat bahwa teroris tidak mengenal agama.
"Soal bom di Solo, negara tidak boleh kalah. Kita jangan sampai takut dan mari dihadapi bersama. Saya percaya teroris tidak akan menang melawan kebaikan dan kebenaran, termasuk juga yang di Madinah. Ini membuktikan teroris tidak pandang agama dan tidak beragama," ujar Zulkifli di kediaman dinasnya, Jakarta Selatan, Rabu (6/7).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini berpendapat, selama ini, Polri dan TNI sudah berkerja sangat bagus dalam mengantisipasi aksi terorisme. Namun, geografis Indonesia yang luas, tidak memudahkan aparat untuk mendeteksi kapan dan dimana titik aksi terorisme akan berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, menurut Zulkifli, perlu kerja sama dari seluruh komponen bangsa untuk mengetahui potensi-potensi aksi teror.
Zulkifli juga menuturkan, kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) di bawah komando Sutiyoso selama ini sudah lumayan baik.
"Tetapi, kapan dan dimana akan ada teror itu tidak mudah. Sejauh ini BIN di bawah pak Sutiyoso, saya kira, sama dengan tahun-tahun lalu. Kami harap, bisa lebih baik lagi," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Selasa (5/7) terjadi tiga ledakan beruntun yang menyasar para diplomat Amerika Serikat di Jeddah, penganut Islam Syiah di Qatif, dan sebuah markas keamanan di Masjid Nabawi di Kota Madinah, Arab Saudi. Semua aksi teror tersebut diklaim sebagai ulah kelompok militan ISIS sebagai dalang.
Masih di hari yang sama, pukul 07.35 WIB, seorang pengendara sepeda motor berusaha menerobos penjagaan Markas Polres Surakarta yang sedang melaksanakan apel pagi dan dicegat oleh anggota provos. Ketika dihentikan oleh anggota, orang tersebut meledakan diri dan melukai anggota Polres yang menghalangi.
(bir)