Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah dinilai perlu melakukan evaluasi secara serius menanggapi belasan pemudik tewas selama mudik, yang di antaranya meninggal akibat kelelahan setelah dilanda macet berkepanjangan selama perjalanan.
Masyarakat Transportasi Indonesia menyoroti adanya ketidaksigapan pemangku kepentingan dalam mengantisipasi dan memecah kemacetan yang bertumpu di jalur keluar tol keluar Brebes Timur.
"Ada atau tidak yang meninggal, ini tetap harus dievaluasi. Macet 36 jam itu luar biasa. Rekayasa lalu lintas arus mudik gagal," ujar Direktur Eksekutif MTI Deddy Herlambang saat dihubungi, Kamis (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deddy mengatakan evaluasi perlu dilakukan secara komprehensif melibatkan semua pemangku kepentingan melibatkan Kementerian Perhubungan yang mengatur regulasi, Kementerian Pekerjaan Umum selaku pihak yang mengurusi persoalan infrastruktur, Kementerian Kesehatan sebagai penjamin kesehatan para pemudik, serta pengelola tol itu sendiri.
Para pemangku kepentingan dianggap terlalu mengandalkan ruas tol Pejagan sebagai jalur yang diandalkan bagi para pemudik yang hendak pulang kampung ke daerah Jawa Tengah.
Ketika informasi keberadaan jalur tol yang berakhir di 'Brexit' itu menyebar ke masyarakat, kata Deddy, pemangku kepentingan tidak menyiapkan antisipasi menghadapi volume kendaraan membludak dan terkonsenterasi di ruas tol yang rencananya bakal menjadi jalur Trans Jawa itu.
Deddy menyebut pemerintah sebelumnya menganalisa volume kendaraan mengalami kenaikan 4,5 persen, namun MTI mencatat jumlah kendaraan yang terpantau selama arus mudik kemarin mengalami kenaikan hingga 8-10 persen.
"Ini artinya orang berduyun-duyun ingin mencoba jalur mudik yang baru itu. Efeknya ini yang belum diperhatikan," kata Deddy.
Deddy menegaskan para pemangku kepentingan seharusnya mengkaji ulang terlebih dulu kelayakan penggunaan tol. Terlebih jalur Brexit merupakan pintu kecil, atau minor entry exit, dari sebuah jalur yang direncanakan menjadi jalur penyambung lintas Pulau Jawa.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebelumnya menyatakan kemacetan yang terjadi di jalur Brexit perlu dievaluasi.
Jonan menilai, kepadatan yang selama ini terjadi di Brexit berakar dari sempitnya ruas jalan arteri sehingga membuat kepadatan kendaraan menumpuk.
"Ini yang harus dievaluasi, kenapa Badan Pengelola Jalan Tol dan Kementerian Pekerjaan Umum membuat jalur keluar tol di jalan arteri seperti itu, ini jadi yang membuat penumpukan sehingga kemacetan pun tak terhindari," kata Jonan, Selasa (5/7).
(gil)