Jakarta, CNN Indonesia -- Pelantikan Jenderal Tito Karnavian sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia di Istana Negara kemarin diwarnai keriuhan saat ia berhadapan dengan seniornya, Wakapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan (BG), yang hendak mengucapkan selamat.
Di tengah antrean panjang para tamu undangan, tiba giliran BG memberi selamat persis setelah mantan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Ia pun berdiri berhadapan dengan Tito. Mata seluruh tamu undangan sontak seakan tertuju kepada keduanya.
Tito dan BG lantas bersalaman. Salam komando keduanya langsung disambut tepuk tangan membahana seisi ruangan. Awak media tak ketinggalan riuh bertepuk tangan sembari mengabadikan momen tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito yang lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1987, merupakan junior BG di yang angkatan 1983. Ia lima angkatan di bawah BG. Sejak semula, pencalonan Tito sebagai Kapolri cukup mengejutkan karena ia melompati sejumlah jeneral senior sekaligus.
BG bahkan awal tahun lalu, Januari 2015, sempat diajukan Presiden Jokowi sebagai calon Kapolri. Namun langkahnya memimpin Korps Bhayangkara langsung terganjal ketika tiga hari sesudah pencalonannya, KPK mengumumkan dia sebagai tersangka kasus kepemilikan rekening gendut. Abraham Samad yang kala itu Ketua KPK menyatakan lembaganya sudah lama memberikan catatan merah untuk BG.
Di kemudian hari meski BG menang di sidang praperadilan dan status tersangkanya dicabut oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, ia batal dilantik menjadi Kapolri. Jokowi akhirnya memilih nama Jenderal Badrodin Haiti sebagai pemegang tongkat kepemimpinan Polri.
Kini, BG kembali tak dipilih sebagai Kapolri. Meski namanya dimasukkan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi Polri ke dalam daftar calon Kapolri yang diserahkan ke Jokowi, sang Presiden akhirnya memutuskan mencalonkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Tito Karnavian sebagai Kapolri.
Pun begitu bukan berarti BG tak penting. Ia santer disebut bakal menggantikan posisi Letnan Jenderal (Purn) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara. Dipersiapkannya BG menjabat Kepala BIN, menurut Ketua Komisi III Bidang Hukum DPR Bambang Soesatyo, telah ia dengar. Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksda (Purn) Soleman Ponto pun mengatakan, sepengetahuan dia, seluruh intel telah mendengar kabar BG bakal bergabung.
Prospek duet Tito-BG di kursi nomor satu Polri dan BIN tak pelak membuat salam komando keduanya menjadi penting.
Sebagai Kapolri baru, Tito mendapat tugas dari Jokowi untuk menjaga soliditas internal Polri; serta mereformasi Polri secara keseluruhan, dari hulu ke hilir, mulai proses rekrutmen, pelayanan terhadap publik, sampai membenahi mental dan perilaku anggota.
(agk)