Menkes Berdalih Sudah Imbau Pakai Vaksin Biofarma

Priska Sari Pratiwi, Basuki Rahmat | CNN Indonesia
Jumat, 15 Jul 2016 11:28 WIB
Kemkes sudah mengingatkan kepada masyarakat bahwa pemerintah memberikan vaksin imunisasi hampir 99 persen dikeluarkan oleh PT Biofarma.
Menkes Nila F. Moeloek dan Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono saat akan menyambangi lokasi penemuan vaksin palsu di Jakarta Timur dan Bekasi, Kamis (30/6). (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengklaim pihaknya sudah mengimbau masyarakat menggunakan vaksin buatan Biofarma. Namun tidak semua masyarakat dan juga pihak rumah sakit swasta yang mau menggunakan vaksin Biofarma. Sebagian dari mereka memilih menggunakan vaksin impor.

“Ada masyarakat menginginkan (vaksin) yang impor. Nah ini kami tidak bisa melarangnya umumnya yang memakai adalah rumah sakit swasta,” ujar Nila kepada wartawan di Kemkes, Jakarta, Jumat (15/7).

Nila menuturkan pihaknya juga ingin mengingatkan kepada masyarakat bahwa pemerintah memberikan vaksin imunisasi hampir 99 persen dikeluarkan oleh PT Biofarma. “Vaksinnya asli dan itu untuk vaksin imunisasi wajib,” ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nila menyebutkan Biofarma sudah mengekspor vaksin ke-130 negara yang berarti kemampuan dan kualitas vaksinnya sudah diakui. “Tetapi ada saja masyarakat yang menginginkan yang impor dan kami tidak bisa melarangnya,” kata dia.

Umumnya, ujar Nila, yang menggunakan vaksin impor adalah rumah sakit swasta. “Yang swasta ini suka mengambil impor. Tapi rumah sakit pemerintah, puskesmas, posyandu, vaksinnya adalah program wajib pemerintah,” tuturnya.

Menurut Nila kondisi di lapangan peluangnya diketahui oleh pembuat vaksin palsu untuk memasarkan, dan hal itu kemudian diketahui oleh Bareskrim Polri. “Ada penjualan dengan harga yang ditawarkan lebih rendah berarti ada sesuatu di balik itu. Ini yang sedang diselidiki,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPA Indonesia) Reza Indragiri Amriel mengatakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kondisi yang ada terkait dengan peningkatan jumlah kebutuhan vaksin bagi anak-anak.

Selain peningkatan jumlah kebutuhan, kata Reza, juga menyangkut harga sebagian vaksin yang dianggap relatif mahal bagi kebanyakan orang. Dari kondisi-kondisi itulah maka pihak yang tak bertanggung jawab membaca peluang pasar dan kemudian memproduksi vaksin yang harganya murah tapi ternyata palsu.

Adapun mengenai para keluarga pasien yang mendatangi rumah sakit untuk menuntut pertanggungjawaban, menurut Reza hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar. “Asalkan tidak sampai anarkis, kepanikan orangtua patut dipandang sebagai reaksi wajar bahkan sudah semestinya,” tutur Reza. (obs/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER