Ratusan Keluarga Korban Vaksin Palsu Tuntut RS Harapan Bunda

Yeremia Natanael | CNN Indonesia
Jumat, 15 Jul 2016 17:09 WIB
Demonstran menuntut jaminan kesehatan bagi anak-anak mereka yang telah divaksin dan juga meminta pihak RS membangun posko.
Perwakilan Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, memberikan keterangan kepada keluarga pasien yang diduga telah menerima vaksin palsu, Jumat, 15 Juli 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan orang keluarga pasien yang merasa menjadi korban vaksin palsu di Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Jakarta Timur, berunjuk rasa menuntut pertanggungjawaban pihak rumah sakit.

Mereka meminta kejelasan dari manajemen RS terkait asli atau tidaknya vaksin yang diberikan kepada anak-anak mereka. Demonstran menuntut jaminan kesehatan bagi anak-anak mereka yang telah divaksin di RS tersebut. Selain itu para keluarga pasien vaksin juga meminta pihak rumah sakit membangun posko bagi korban vaksin palsu.

"Kami orang tua meminta kejelasan dan keterangan dari rumah sakit mengenai vaksin yang diberikan asli atau palsu, kalau memang palsu apa tindak lanjut medisnya?" ujar Ikhsan, salah satu orang tua yang ikut berdemo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi tuntutan keluarga pasien, pihak RS Harapan Bunda memberikan sejumlah pernyataan antara lain menjamin vaksin yang diberikan pada pasien di luar periode Maret-Juni 2016 yang membayar vaksin di kasir adalah vaksin asli.

Selain itu, dokter akan melakukan pengecekan ulang pasien, pasien yang akan divaksin ulang merupakan atas rekomendasi dokter, dan pasien yang divaksin di luar RS Harapan Bunda dapat penggantian biaya vaksin ke RS Harapan Bunda.

"Terus terang, ada peredaran vaksin palsu. Jadi vaksin di Harapan Bunda ini mengambil dari distributor resmi, pada Maret sampai Juni 2016 memang terjadi kekosongan vaksin, dan ada oknum dari perawat yang berpraktik di sini,  pihak rumah sakit tidak tahu", ujar dr Seto Anggoro Setiadi, Ketua Komite Medis Bedah RS Harapan Bunda.

Namun para keluarga pasien tidak puas dengan pernyataan rumah sakit tersebut dan mendesak pihak rumah sakit membangun posko untuk pasien vaksin di rumah sakit tersebut.

Selain itu, mereka meragukan bahwa vaksin palsu telah beredar di RS Harapan Bunda pada periode Maret-Juni 2016, dan meyakini vaksin palsu telah beredar sejak 2015. "Apa jaminan vaksin palsu masuk bulan Maret? Sudah ada pasien yang bayar vaksin tidak di kasir sejak 2015,” lanjut Ikhsan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah mengumumkan 14 rumah sakit yang menerima vaksin palsu, di antaranya RS Harapan Bunda. Selain RS Harapan Bunda, RS St. Elisabeth di Bekasi juga didatangi para orang tua yang mengimunisasi anaknya ke rumah sakit itu. Mereka menuntut RS itu membuka posko informasi terkait masuknya RS tersebut ke dalam daftar penerima vaksin palsu.

Sementara itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia akan membahas sanksi terhadap rumah sakit-rumah sakit yang menerima vaksin palsu, berikut pemasok dan pengedarnya. “Kami akan bahas sanksi terhadap 14 rumah sakit itu, misal apakah direktur RS juga terlibat pembelian vaksin. (Pengusutan) ini nanti kami lanjutkan,” ujar Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER