Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Kesehatan Kota Bekasi meminta vaksin buatan dalam negeri digunakan dengan konsisten, karena hasil penyelidikan menunjukkan vaksin palsu yang beredar ialah vaksin impor seperti pediacel (kombinasi difteri, tetanus, pertusis, polio, dan Hib), infariks (kombinasi difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, Hib), dan engerix (hepatitis B).
“Imbauan kepada para dokter dan RS, kembalilah ke jalur distribusi resmi. Kembalilah memakai produk dalam negeri (Biofarma). Kualitasnya sangat bagus dan sudah diekspor ke 131 negara, bahkan selalu diawasi dan diaudit WHO
(World Health Organization),” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tetty Manurung, dalam konferensi pers bersama Pemerintah Kota Bekasi di Kantor Wali Kota Bekasi, Jumat (15/7).
Imbauan itu dicantumkan dalam surat edaran yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Bekasi. Surat itu juga menyebutkan jalur distribusi resmi vaksin, yakni PT Sagi Capri, PT Rajawali Nusindo, PT Indofarma Global Medika, dan PT Merapi Utama Pharma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat itu menegaskan, hasil uji laboratorium atas vaksin Biofarma buatan dalam negeri seluruhnya menunjukkan vaksin itu asli. Produk Biofarma yang dipalsukan bukan vaksin, melainkan antiserum, yakni antitetanus serum (ATS) seharga Rp115 ribu, antidifteri serum (ADS) seharga Rp868 ribu, antibisa ular seharga Rp430 ribu, serta
purified protein derivative (PPD) untuk uji tuberkulosis.
Dinkes Bekasi menyatakan selama ini mereka menerima pasokan vaksin dari pusat, yakni Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, untuk imunisasi dasar. Vaksin-vaksin itu seluruhnya keluaran Biofarma, yakni vaksin polio, hepatitis B, ampak, dan pentabio.
Vaksin-vaksin tersebut disimpan dalam penyimpanan khusus dengan suhu tertentu. Pendistribusian vaksin ke rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat, kata Tetty, dilakukan sesuai dengan jumlah permintaan, dan melalui sistem pelaporan yang terkontrol.
Dinkes Bekasi juga meminta masyarakat tidak panik. “Coba evaluasi kapan waktu anak-anak anda divaksin, dan di mana tempatnya,” kata Tetty.
[Gambas:Video CNN]Sementara dari 14 rumah sakit yang diumumkan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menerima vaksin palsu, Dinkes Bekasi mengatakan hanya tiga di antaranya yang terbukti menggunakan vaksin palsu di Kota Bekasi, yakni RS St. Elisabeth, RS Permata Bekasi, dan RS Hosana Medica Bekasi.
Sementara selain tiga RS itu, 11 rumah sakit lain yang masuk daftar penerima vaksin palsu ialah RS Dr. Sander Batuna, Cikarang; RS Bhakti Husada, Cikarang; RS Sentra Medika, Cikarang; RSIA Puspa Husada, Bekasi; RS Karya Medika, Bekasi; RS Kartika Husada, Bekasi; RSIA Sayang Bunda, Bekasi; RSU Multazam Medika, Bekasi; RSIA Gizar, Cikarang; RS Hosana Medica Lippo Cikarang; dan RS Harapan Bunda, Jakarta Timur.
Sementara delapan bidan yang menerima vaksin palsu adalah Bidan Lia di Kp. Pelaukan Sukatani, Kabupaten Cikarang; Bidan Lilik di Perum Graha Melasti, Tambun, Bekasi; Bidan Klinik Tabina di Perum Sukaraya, Sukatani Cikarang, Kabupaten Bekasi; Bidan Iis di Perum Seroja, Bekasi; Klinik Dafa Dr. Baginda di Cikarang; Bidan Mega di Puri Cikarang Makmur, Sukaresmi; Bidan M. Elly Novita di Ciracas, Jakarta Timur; dan Klinik Dr. Ade Kurniawan, Rawa Belong, Slipi, Jakarta Barat.
(agk)