Dinkes Jabar Surati 13 RS di Bekasi Penerima Vaksin Palsu

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Jul 2016 18:55 WIB
Dinas Kesehatan Provinsi Jabar juga mengecek stok vaksin di provinsi, kota, dan kabupaten agar bisa membantu 13 RS yang menerima vaksin palsu.
Vaksin yang dikeluarkan PT Bio Farma (Persero). (Detik Foto/Firdaus Anwar)
Bandung, CNN Indonesia -- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat membantu Bareskrim Polri, Kementerian Kesehatan, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menyisir seluruh distributor vaksin terkait temuan vaksin palsu di sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Dinkes Jabar juga melayangkan surat kepada 13 RS di Bekasi yang disebut sebagai penerima vaksin palsu.

Surat dikirimkan agar RS tersebut mendata nama-nama pasien imunisasi untuk memastikan kesiapan stok vaksin. Pengecekan stok vaksin dilakukan terhadap dinas kesehatan provinsi, kota, dan kabupaten agar bisa dibantukan ke 13 rumah sakit tersebut.

"Jika umurnya masih masuk, kami imunisasi ulang. Tapi jika sudah lewat, kami akan berikan imunisasi lanjutan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Lucyati di Bandung, Jumat (15/7), seperti dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Alma, hal ini merujuk pada arahan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek pada jumpa pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta (24/6), bahwa anak yang mendapat vaksin palsu seharusnya kembali diimunisasi.

"Sebab, mereka yang mendapat vaksin palsu tentu tidak mendapat manfaat kebal terhadap suatu penyakit," ujarnya.

Alma menyebutkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan keaslian vaksin yang sekarang ada di rumah sakit. Sejak ada kabar mengenai vaksin palsu, Kemkes telah mengeluarkan kebijakan untuk membekukan distribusi semua stok vaksin nonpemerintah.

"Vaksin yang sekarang tersedia (terutama di rumah sakit pemerintah) adalah yang buatan pemerintah serta terjamin keaslian dan mutunya," kata Alma.

Dia mengatakan, selayaknya para orang tua yang anaknya terkena musibah vaksin palsu, pemerintah merasa sakit hati dan prihatin sekali.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatra Barat, menyatakan tidak ada vaksin palsu yang beredar di rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas pembantu di Kabupaten Agam.

"Vaksin yang ada di rumah sakit, Puskesmas dan Pustu merupakan produk Bio Farma dan kami tidak pernah melakukan kerja sama dengan pihak swasta dalam pengadaan vaksin," kata Kepala Dinas Kesehatan Agam Indra di Lubuk Basung, Sabtu.

Indra menuturkan, Dinkes Agam telah melakukan pemeriksaan dan verifikasi di lapangan dan tidak ditemukan vaksin palsu. Apalagi, vaksin palsu sangat mudah dikenali dari bentuk kemasan dan kode barang.

"Masyarakat bisa melihat dari bentuk kemasan dan kode barang. Apabila ditemukan vaksin ini, maka masyarakat bisa menolak," katanya.

Untuk itu, lanjut Indra, orang tua jangan khawatir saat ada pemberian vaksin kepada anak dan balita karena dijamin keasliannya.

"Saya mengimbau orang tua agar membawa balita dan anak untuk mendapatkan imunisasi karena ini sangat penting bagi kekebalan dan ketahanan tubuh terhadap penyakit," ujarnya.

Selama ini, pelayanan imunisasi di Agam tergolong mudah karena sudah bisa didapatkan di puskesmas dan posyandu. Saat ini, Agam memiliki 23 puskesmas, satu unit Rumah Sakit Umum Daerah, dan 852 Posyandu.

Untuk meningkatkan penggunaan vaksin, pihaknya akan mengoptimalkan fungsi dan peran kader Posyandu. Kader akan secara intensif memberikan pemahaman kepada masyarakat yang masih enggan membawa balitanya mendapatkan vaksin.

Seorang warga Lubuk Basung, Rara mengatakan, selama ini pihaknya rutin membawa balita ke posyandu setiap bulan. "Saya tidak khawatir dengan vaksin palsu tersebut, karena tidak beredar di Agam," katanya. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER